The Marriage.

790 50 0
                                    

Perjodohan bukanlah hal asing bagi keluarga konglomerat. Di mana kehidupan penerus akan ditentukan oleh orang tua mereka. Sama seperti yang dirasakan Sendra dan Sella. Mereka menikah bukan karena saling mencintai atau menginginkan, tapi karena menuruti keinginan orang tua. Siapa bilang menjadi anak konglomerat itu bahagia? Belum tentu. Nyatanya, Sella dan Sendra sama-sama mengharapkan tak ingin jadi anak konglomerat. Sayangnya, terlambat. Sudah terlanjur lahir, mau diapakan?

Pernikahan mereka sudah lebih dari 1 tahun. Tepatnya, tahun ini menginjak angka ke-3. Bukan pernikahan muda, tapi hubungan mereka tak ada perkembangan. Dari awal, pernikahan ini memang karena mengikuti perintah orang tua. Ibunya Sendra, Frederika, dan juga Devita, ibunya Sella. Mereka sudah merencanakan perjodohan ini sejak lama sekali. Pernikahan ini juga didasari atas desakan Frederika yang sedang sakit kanker payudara stadium 3.

Selama pernikahan masih berlangsung, mereka masih sibuk dengan dunia masing-masing. Saat di depan publik pun, mereka tak menutupi sikap dingin satu sama lain. Ada perjanjian di tengah-tengah mereka, salah satunya membahas tentang perceraian. Jika Frederika meninggal, mereka akan langsung bercerai. Namun, jika kesehatan Frederika membaik, mereka tetap akan berpisah di tahun ke-8 pernikahan. Selama itu juga, mereka pisah ranjang. Frederika tak pernah tahu soal ini.

Sella memiliki karir yang bagus. Ia dikenal sebagai orang baik karena memimpin sebuah yayasan peduli kasih yang di dalamnya ada panti sosial, panti jompo, panti asuhan, sekolah untuk anak-anak kurang mampu dan sekolah luar biasa. Ia juga sering mengadakan banyak kegiatan sosial. Sebagai putri kedua dari Keluarga Hermawan yang terkenal dengan perusahaan besarnya, ia memang pembawa keberuntungan.

Sedangkan, Sendra berprofesi sebagai Direktur untuk Tree House Motors, anak perusahaan ayahnya, Tree House Group. Karirnya juga tak kalah menarik, belum lagi ketampanannya yang memikat dan sikap dinginnya menunjukkan sosok pemimpin idaman. Ia adalah putra bungsu dari 2 bersaudara. Kakaknya, James William Edelweis, sudah lebih dulu menjadi pemimpin rumah sakit milik Tree House Group juga, bahkan sempat menjadi dokter di rumah sakit negeri.

Di antara mereka, baik Sella dan Sendra, tak ada yang mengungkapkan perasaan satu sama lain. Bahkan Sella, yang sempat menaruh hati pada Sendra, ia berhenti jatuh kepada pesona lelaki itu. Rasanya sia-sia mencintai Sendra meskipun dia suaminya. Sendra tidak akan menatap matanya barang sedetik saja. Sella juga memiliki perasaan, batas kesabaran dan emosi. Di awal tahun pernikahan, ia masih bisa melayani Sendra sebagai suami, kecuali masalah ranjang. Lelaki itu sama sekali tak ingin tidur bersama Sella. Namun, kemudian ia tak kuat. Rumah yang dibeli Sendra, yang saat ini mereka huni, selalu kosong kecuali di momen-momen tertentu. Mereka memiliki apartemen masing-masing dan lebih sering menghabiskan waktu di sana.

Sendra bukan sosok lelaki yang berani berselingkuh. Meskipun ia tak mencintai Sella, ada ibunya yang ia sayangi dan harga dirinya di depan publik. Masalah perpisahan mereka kedepannya, itu pasti akan terjadi, dan untuk ini Sendra tak peduli. Memang, ia tak menghargai Sella sebagaimana seorang istri. Namun, kadangkala ia menanyakan kabar perempuan itu untuk mengetahuinya saja. Berjaga-jaga jika ditanya ibunya, ia bisa saja tak bisa menjawab.

Sella baru saja turun dari lantai 2. Malam ini, ia tidur di rumah karena ingin melihat keadaan rumah yang sudah lama tak dihuni. Hampir sebulan, karena selama itu juga Frederika tak pernah mampir. Jika Frederika mampir, mereka berdua akan pulang.

Pelayan-pelayan di rumah ini cukup baik untuk Sella, begitu juga sebaliknya.

Ponsel Sella berdering. Ada telepon masuk. Nama Sendra terpampang jelas di layar ponsel. Ia langsung mengangkatnya.

"Ada apa?" tanya Sella.

"Mama dan ibumu akan mampir ke rumah nanti. Kamu di rumah, kan?"

The ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang