Anna masih kesal atas sikap dan tingkah Sendra kemarin. Ia memang sengaja membuat Sendra menunggu dengan tidak menampakkan dirinya terlebih dahulu di depan matanya. Teman-temannya Anna di sana juga pasti sudah tahu jika Anna sedang sibuk meeting. Kenyataannya memang begitu. Anna harus meeting selama satu jam yang kalau kata Sendra itu belum satu jam, masih hampir satu jam, kurang 3 menit lagi. Kegigihan Sendra membuat Anna sedikit kesal. Pasalnya, selama itu juga Sendra betul-betul menunggunya. Sejujurnya, Anna merasa bersalah, tetapi di sisi lain juga malu karena ia tahu diri. Siapa sih yang ingi berada di posisi Anna? Ketika orang yang pernah begitu dekat dengannya datang lagi dan kembali mendekatinya dengan maksud dan tujuan yang berbeda. Tidak hanya itu, situasi kondisinya juga sudah berbeda. Sendra merupakan suami orang. Anna masih sangat waras.
Kalau ditanya seperti apa rasanya kepada Sendra, Anna selalu tahu diri. Apabila kenyataannya Sendra masih single pun, dengan kondisi keluarga yang seperti Edelweis Family itu, Anna tidak akan sanggup. Mungkin soal gaya hidup, Sendra masih bisa disamakan, dalam artian Sendra-lah yang mampu mengikuti gaya hidup Anna. Namun, tidak dengan pandangan anggota keluarga lainnya terlebih Frederika, ibunya Sendra. Wanita yang sudah cukup tua itu usianya merupakan orang kolot, keras kepala, dan kuno. Masih berpegang teguh pada gaya hidup dan aturan keluarga lawas. Frederika lah yang memegang kekuasaan di rumah, sedangkan ayahnya Sendra lebih fokus di kantor dan untuk di rumah, beliau nomor 2. Agaknya jika dulu Anna betul-betul berpacaran dengan Sendra, mungkin yang ada beasiswanya dicabut dari sekolahan karena keluarga Edelweis adalah salah satu donatur terbesar. Anna hanya bisa menemani Sendra dari awal hingga lulus.
Hatinya bertahan untuk menahan rasa. Ia tidak ingin terjebak apapun dengan Sendra. Namun, kenyataannya juga ia merasa sakit dan sesak ketika melihat Sendra akhirnya menikah meskipun ia tahu itu semua terjadi karena perjodohan. Sekarang ini, Anna sudah lebih biasa dibandingkan dulu kala. Bukan berarti Anna melupakan masa lalunya. Ia tidak bisa. Sampai detik ini juga ketika melihat Sendra yang jauh lebih tampan dari sebelumnya itu masih sesekali membuat jantungnya berdegup kencang dan Anna kembali mengendalikan dirinya.
"Ibu mau kontrol, nih. Kamu mau kan anterin ibu? Adikmu gak bisa karena harus kerja kelompok di rumah temannya."
Sang ibu menelponnya untuk meminta agar Anna mau mengantarnya konsultasi ke rumah sakit. Biasanya, Anna dan adiknya akan bertukar jadwal. Misal dari tanggal sekian sampai sekian itu adalah tugas sang adik untuk menemani ibu, lalu berikutnya giliran Anna yang menemani. Anna biasanya akan menemani pada hari Jumat dan Sabtu karena itu hari liburnya yang bisa digunakan untuk pergi ke rumah sakit. Minggu juga libur dan rumah sakit tutup. Untuk saat ini, ia tidak menyesal telah mengenal Cahya. Dengan begini, ia bisa dapat akses eksklusif baik mengganti jadwal, meminta jadwal kosong, atau kontrol di luar jam praktik. Cahya juga tidak masalah dengan ini.
Memang Cahya ingin membuka jalan untuk lebih dekat dengan Anna. Kan mereka berteman.
"Sebentar ya, Bu. Ibu mau hari ini kontrolnya?" tanya Anna lembut.
"Iya, nanti siang rencananya. Kamu gimana? Bisa?"
"Yah, kok ibu dadakan, sih?"
"Kamu gak bisa, ya?"
"Aku untuk sekarang mungkin belum bisa pulang. Tapi nanti kalau memang harus, aku akan ijin duluan. Untung aja atasanku dan kantor ini cukup fleksibel jamnya. Nanti aku juga hubungi dokter Cahya dulu, ya."
"Iya. Nanti kabari ibu lagi, ya. Makasih, loh. Maaf, selama ini ibu cuman bikin susah kamu."
"Nggak, Ibu. Ih, ibu gak boleh ngomong kayak gitu lagi! Ini sudah tugasku sebagai anak, kan? Jadi gak ada ceritanya ibu ngerepotin aku. Ibu dulu juga udah mengandung dan membesarkanku, ya ini giliran aku yang bekerja dan mendampingi ibu."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Choice
FanfictionSella dan Sendra bukanlah pasangan suami-istri sempurna. Sikap Sendra yang begitu dingin, membuat Sella enggan kembali berjuang agar hubungannya dengan sang suami membaik. Pernikahan mereka memang tidak didasari cinta. Namun, Sella memiliki pemikira...