Saka duduk sebentar, ternyata sudah lama dia ketiduran di ruang tengah. Hidung imutnya mengendus, mencium bau aneh yang sama. Ga tau sudah berapa kali dia mencium bau ini semenjak tinggal di kosan ini, tapi yang jelas sudah sering banget. Seperti bau minyak gas, tapi Saka juga bingung dan ga bisa memastikan. Apa iya ada minyak gas yang tumpah di sekitaran kos mereka?
Saka akhirnya berkeliling kosan, sudah mirip satpam yang lagi jaga malam. Bisa bahaya kalau ada minyak gas yang berceceran, apalagi kalau sampai tersulut api, Saka ga bisa membayangkan. Tapi setelah berputar kesana kemari, cowok itu ga menemukan apa-apa selain Kun yang lagi masak untuk makan malam bujang lainnya. Saka berujung membantu Kun menyiapkan makan malam, dan bukannya mencari asal muasal bau minyak gas yang selama ini mengganggu indra penciumannya.
"Bang Kun, selama ngekos disini gue selalu nyium bau minyak gas. Apa hidung gue konslet ya?" Tanya Saka setelah acara masak-memasak mereka selesai.
Kun yang lagi cuci tangan di wastafel langsung menoleh, "Engga. Hidung lo baik-baik aja, emang kosan kita ada minyak gas nya."
"Di mana nya?"
"Di bawah tanahnya, Bu Kos yang bilang." Kun langsung menyambung, padahal Saka belum bertanya.
"Bu Kos ga ada niat mau jadiin tempat ini tambang minyak ga ya?"
"Ga tau deh,"
"Pasti seru kalo tiap pagi liat orang kerja tambang." Saka mulai senyum-senyum sendiri, imajinasi nya lancar banget pagi ini.
Sementara itu Kun cuma geleng-geleng kepala ga nyangka pikiran Saka bisa sampai kesana. Bukan maksud Kun merendahkan kemampuan berpikirnya, cuma kalau dilihat dari mukanya Saka itu terlalu lucu untuk mengkhayal tentang pertambangan. Dia lebih cocok mengkhayal susu pisang aja.
•••
Dapur lumayan ramai sekarang ini karena kedatangan Bunda nya Juna. Bukan cuma berkunjung, Bundaㅡbegitu Bujang biasa memanggilnyaㅡjuga datang ke kosan mereka khusus untuk mendemokan cara membuat risoles. Biasanya, saat Juna pulang setelah liburan semester Bunda akan memberinya 1 toples besar berisi risoles hangatㅡyang rasanya luar biasaㅡuntuk para Bujang, tapi kali ini Bunda akan memberikan langsung resep rahasianya agar para Bujang bisa menikmati risoles tanpa menunggu liburan semester. Perlu kalian ketahui, Juna itu sepupuan dengan Tama karena Bunda mereka saudara kandung itulah kenapa sifat Bunda mereka bisa dibilang agak mirip.
"Bun, ini gimana?" Juna memegang sebungkus Dancow sachet, sambil menatap Bunda nya bingung. Rupa-rupanya cowok itu lupa bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat kulit risoles.
"Tepung nya dua, telur satu, susu satu, pakein masako, gula garem, jangan lupa kamu lelehin margarin." Jelas Bunda dengan sabar, sementara itu disebelah Bunda sudah ada Lele, Hendri, Jiran, Joni, Je, dan Rafa yang sedang sibuk memotong sayur untuk isian.
"Udah, masukin aja semua. Gampang ini mah." Seru Yuda tak sabaran, akhirnya ia yang membuat adonan kulit dibantu Tama, Tedi, Mahen, Yenan dan Wildan.
Setelah beberapa kali menambahkan air karena terlalu kental, akhirnya adonan kulit selesai juga. Sementara itu isian juga sudah siap, wangi yang menyeruak membuat perut Bujang keroncongan tapi hal itu tidak menyurutkan semangat mereka untuk segera menyelesaikan kegiatan. Bunda hanya bisa tersenyum di tempatnya.
"Kalian bisa kan lipat melipat risol nya? Bunda tinggal bentar ya."
Juna langsung beranjak, "Bunda mau kemana? Ikut.."
"Bunda mau ke wc, Jun.."
"Ga jadi Bun, kirain mau kemana tadi."
"Anak Bunda manja nih, mau ngekor terus." Ejek Hendri diam-diam, sementara Lele sudah siap menumpahkan tawanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BUJANG 23✓
Fanfiction23 orang laki-laki dalam satu kosan. Apa yang akan terjadi?