WARNING : 🔞🔞🔞🔞
Menurut para Bujang yang sudah lama kenal Daffa, cowok itu adalah spesialis sad boy. Jangankan malmingan, keluar kosan aja dia jarang kecuali buat ke kampus. Ceritanya cukup sedih sebenarnya, Daffa terpaksa harus putus karena Naraㅡpacarnya yang juga kakak kandung dari mantannya Juna, Nayaㅡmerasa hubungan mereka terlalu monoton dan tidak ada kemajuan. Padahal kalau dilihat lebih lanjut, Daffa juga bisa dibilang pengangguran karena ia belum bekerja tapi ga tau kenapa Ibu nya Nara memberi restu sementara nasib Juna malah sebaliknya. Mungkin karena Daffa ini calon dokter, makanya Ibu nya Nara klepek-klepek.
Mereka jadian karena Daffa kepincut sama Nara pas mereka lagi ngantri buat makan siang di kantin FK, terlalu mirip novel memang cerita cinta mereka ini. Dan begitulah sampai akhirnya hubungan mereka juga berakhir begitu saja. Ga ada penolakan dari Daffa, dia cuma menatap Nara lama karena kaget dengan keputusan cewek itu. Setelah itu mereka kembali menjadi orang asing bagi satu sama lain. Sangat disayangkan.
Tapi sekarang, Daffa merasa ada yang kurang di hidupnya karena absennya Nara dari kesehariannya. Daffa jadi kepikiran, apa iya dia harus ngajak balikan cewek itu? Karena dari yang Daffa pernah baca, katanya cewek itu paling gengsi ngajak balikan kalau dia yang mutusin awalnya. Jadilah seharian Daffa sibuk konsultasi sama pakar cinta, maha guru Yuda.
Mereka berdua duduk santai di balkon sambil ngemil kacang dua kelinci yang Daffa beli di minimarket sepulang dari kampus. Yuda sih masalah cinta sudah khatam, karena berkali-kali dia berganti pacar, berbeda-beda juga pengalaman yang didapat. Jadi soal cinta, itu sudah hal biasa bagi cowok ganteng berambut gondrong itu. Apalagi perkara Daffa ini, bagi Yuda itu cuma selisih paham saja.
"Gue bingung, dia tuh maunya gimana. Kemaren pas mutusin gue dia bilang bosen sama hubungan yang gini-gini aja."
Yuda mengangguk paham. "Emang selama pacaran lo berdua ngapain aja?"
"Makan, jalan, ngambis, ya gitu deh. Kaya orang normal biasanya pacaran."
"Berarti dia mau yang beda kali. Kaya peluk-peluk, mungkin?"
"Peluk mah udah pernah."
"Cium kalo gitu."
"Hah, emang orang pacaran pada begitu?"
"Lah, lo ga tau?"
Daffa menggeleng polos. "Engga.."
"Mantan gue kan sekosan sama pacarnya Junda, beh bahaya tuh anak. Lo harus banyak belajar sama dia, Luke juga."
"Emang mereka kenapa?"
"Udah jago."
Daffa tambah bingung, "Jago apa sih?"
"Seru-seruan bareng pacar, lo harus berguru sama mereka fix."
"Tapi kan Luke ga pacaran sama Doya."
"Fwb, tapi anggap aja pacaran."
"Jadi intinya semua bacotan kita ini apa?"
"Lo harus ajak balikan Nara, habis itu kalian nyari kegiatan yang lebih bermutu. Paham?"
"Paham!"
•••
Gerimis diluar bikin Jehan mendengus, cucian nya mungkin ga akan kering sampai minggu depan kalau begini terus. Alhasil cowok berhidung mancung itu buka pintu kamarnya terus merhatiin hujan dengan mata melotot, entah buat apa. Joni yang lewat di depan kamarnya hampir aja kesandung saking kagetnya liat ekspresi Jehan. Jehan memang suka melakukan hal-hal yang ga jelas tujuannya, jadi para bujang sudah ga kaget lagi ngeliat kelakuan nya sekarang ini. Joni aja langsung lewat begitu aja, seolah-olah ga pernah liat kelakuan Jehan tadi. Ajaib memang para bujang.