Legal

588 96 5
                                    

Kosan Bujang 23 lagi penuh asap. Bukan, bukan kebakaran, melainkan bakar-bakar. Nana yang masih singletan dari sore sambil kipas-kipas manja jagung nya aja keringatan karena hawa panas api pembakaran. Disisi lain ada Kun, Lele, Juna, Tama, Joni, sama Junda lagi menata tempat mereka lesehan nanti. Acara malam tahun mereka sederhana, seperti malam-malam sebelumnya. Para bujang lebih memilih untuk tahun baruan di kosan ketimbang jalan sama pasangan masing-masing. Alasannya sih sederhana, beberapa dari mereka mau minum-minum sesaat setelah pergantian tahun.

"Ini udah apa belum sih?" Nana bertanya pada Jehan yang setia mengolesi jagung dengan bumbu yang sudah disiapkan Je.

Iya, Je. Tumben banget kan bujang satu itu mau turun ke dapur langsung?

"Gosongin aja udah, nanya mulu daritadi." Jehan lama-lama kesal juga ternyata. Gimana engga, tiap 2 menit Nana nanya mulu sih.

"Lo mah galak. Gue nanya doang padahal.."

"Nyenyenye."

Yenan yang sedari tadi menjadi penonton setia akhirnya bersuara, "BANG JONI INI DUA ANAK BERANTEM LAGI!"

Joni yang merasa terpanggil langsung menoleh cepat. "Nana, Jehan, berantem sekali lagi bakal gue iket bedua di pohon ketapang."

Mau tidak mau Jehan mengalah, ia segera beranjak dan menyerahkan kuas yang ia pegang pada Yenan yang memang menganggur alias tidak ada kerjaan.

"Nih, gantiin gue."

"Ogah, males, ga mau." Yenan menolak, sambil jari-jarinya sibuk menari di atas layar ponsel.

"Buruan Nan, daripada gue gelut lagi sama nih si anak uprit."

"Salah lo sendiri, dikit-dikit gelut."

"Lo chat bareng siapa sih? Serius amat.."

"Ningsih."

Jehan mengingat sebentar, "Sepupu lo itu?"

"Yoi." Yenan mengangguk membenarkan. "BANG WILDAN, INI SI NINGSIH TAHUN BARUAN NYA MAU KESINI. BOLEH APA ENGGA?"

"HAH? COWOK SEMUA INI, MANA BISA.." Dari jauh, Wildan menjawab.

"TAPI KALO GA DI BOLEHIN ENTAR NGAMBEK, GIMANA DONG?"

"TERSERAH DEH, GUE SIBUK NIH."

"NGOGHEY."

Setelah sesi berteriak tadi, Yenan kembali fokus pada ponselnya. Tapi bedanya, kini tangan kirinya sudah menggenggam kuas pemberian Jehan. Bagi yang belum tau, Ningsih adalah sepupu Wildan dan Yenan. Mereka bertiga bersepupu sebab Ayah Wildan, dan Bundanya Yenan adalah saudara dengan Ayah Ningsih. 

"NAN!!!"

Yenan menoleh ke sumber suara, Juna tengah sumringah menatapnya. "Apa?"

"Tanyain Ningsih, Haifa ikut ga?"

"Bucin detected, skip."

"Lo mah gitu, Nan..."

Yenan itu tipikal orang yang jahat di mulutnya saja, tapi hatinya selembut kapas. Bisa saja dia menolak permintaan Juna lewat mulutnya, tetapi jari cowok itu tetap mengetikkan pertanyaan sesuai dengan apa yang Juna minta tadi.

"IKUT KATANYA." Teriak Yenan beberapa menit kemudian.

"ANJER, GUE BAU ASAP!!!"

•••

Kosan Bujang 23 sudah dipenuhi beberapa orang gadis yang digadang-gadang adalah teman-teman Ningsih dari kosan sebelah. Mereka tersebar, ada yang membantu di dapur, ada yang membantu Nana bakar-bakar, sampai membantu mencuci piring hasil memasak dengan Kun. Wina, Rena, Karina, Haifa, Ningsih, Giselle, Wiyaㅡteman Lele yang tiba-tiba ikut keseret kesini karena sekosan, Yandaㅡadik kandungnya Johnnyㅡ Jocelyn, Ebyㅡkakaknya Jehan, serta Nini. Setelah kedatangan gadis-gadis itu di kosan, Eby sendiri langsung hilang begitu saja, Jehan hanya geleng-geleng kepala.

BUJANG 23✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang