Jodha Akbar

2K 249 15
                                    

"Kenalin, nama gue Saka."

Setelah kalimat itu meluncur, cowok yang Hanan panggil kasep itu kemudian tersenyum hingga matanya tenggelam. Manis sekali. Bukan hanya Bu Kos yang gemas, para bujang juga terlihat speechless saat melihat Saka.

"Senyumnya, kaya Jehan.." Kata Tedi sambil memerhatikan Jehan yang ikut tersenyum saat melihat seseorang yang satu jenis dengannya.

"Lah iya ya.." Sahut Hendri.

Setelah Bu Kos pamit dan membawa anaknya pergi, ruang tengah kembali ramai dan dipenuhi suara Nana yang sedari tadi sibuk menanyai Saka ini itu. Mulai dari asal darimana, semester berapa, sampai akan mengambil kamar nomor berapa pun juga ia tanyakan.

"Betah-betah disini ya, kita pada seru kok." Kata Nana menutup percakapan antara keduanya.

"Seru apaan, pemalas iya." Cibir Ten, rupa-rupanya ia baru saja selesai mencuci piring.

Nana memutar bola mata, "Ga nyambung, bang."

Saka hanya tersenyum memerhatikan percakapan antara Ten dan Nana, setelahnya pandangan cowok itu beralih pada Yenan, Tedi, Juna, Junda, serta Lele yang tertidur di sofa ruang tengah. Keempat bujang ituㅡkecuali Leleㅡsibuk menonton Jodha Akbar karena rengekan Yenan dan Tedi yang memohon pada Yuda untuk mengganti channel beritanya. Mau tidak mau, Yuta menurut. Di sisi lain ada Luke, Mahen, Tama, Jehan, Hendri, Joni, Daffa, Je, Wildan, serta Kun yang sedang mabar Among Us. Beda lagi dengan Rafa, Hanan dan Jiran yang sudah tepar saja di karpet kosan. Sepertinya Hanan kelelahan karena tugas mencuci piringnya tadi.

Lagi-lagi hal seperti ini tumben terjadi. Biasanya selesai sarapan masing-masing bujang kembali ke kamarnya, entah untuk belajar, tidur kembali, mengerjakan tugas, melamun, ataupun menonton film. Mungkin hari ini beda karena mereka menunggu satu orang lain penghuni baru, dari desas-desus yang beredar penghuni baru kali ini cassanova saat jaman SMA dulu.

"Eh bentar, gue keluar dulu dari game ya. Ada chat dari Bu Kos." Kata Tama ditengah-tengah mabarnya.

"Chat pribadi apa grup bang?" Kini Hendri bersuara disela-sela kesibukannya menebak impostor.

"Grup kok."

Luke kemudian tersenyum jahil, "Wah ketahuan nih mute grup kosan. Aduin Bu Kos jangan?"

"Jangan...." Rengek Hendri yang kemudian mendapat tertawaan dari bujang yang lain. "Kan lo tau sendiri, gue masuk grup apa aja ya gue mute."

Agak aneh memang, bahkan sampai grup chat pun diatur oleh Bu Kos, tapi disitu lah letak keunikannya. Para bujang dilarang mengheningkan notifikasi dari grup chat yang Bu Kos buat, karena kata wanita itu akan ada banyak informasi penting yang akan ia bagikan disana. Namun nyatanya nihil, bukannya informasi penting tiap harinya Bu Kos malah mengirimkan foto-foto Sifa. Entah saat gadis kecil itu akan pergi sekolah, makan, ataupun saat mengerjakan PR yang membuat para bujangㅡkecuali Nanaㅡkesal karena memori hp mereka akan dipenuhi foto gadis cilik itu.

Sebenarnya bukan kesal pada Sifa, melainkan pada ibunya yang terlalu narsis. Para bujang sih oke-oke saja kalau Bu Kos hanya mengirim foto Sifa sesekali. Lah ini? SETIAP HARI. Pernah satu kali, Joni menjadi korban dari foto-foto Sifa yang membludak di galerinya. Saat itu ia sedang dekat dengan seorang gadis di kampusnya, namun naas hubungan itu harus berakhir bahkan sebelum dimulai hanya karena gadis itu menuduh Joni sudah memiliki anak saat melihat foto-foto Sifa bertebaran di folder bernama 'WhatsApp Images' di galerinya. Sayang sekali.

"Kayanya ini terakhir kalinya gue main Among Us deh bang.." Kata Mahen sambil menatap kearah Johnny.

"Kok gitu?" Tanya Luke penasaran, tapi mata cowok itu tak lepas dari layar ponselnya.

BUJANG 23✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang