"Le, ada Cechel." Suara Jiran kedengaran jelas dari lantai bawah.
Lele langsung bangun dari rebahan santuy nya, dalam pikiran cowok itu cuma satu selama dia menuju ke pagar yaitu ; 'Ngapain Cece kesini?' cuma ada dua kemungkinan, pertama Cece nya itu lagi bahagia atau sebaliknya. Lele harap karena kemungkinan pertama.
Lele sudah keliling di luar pagar, tapi kakaknya itu ga ada. Lele jadi bingung dan sensi sendiri, akhirnya dia jalan ke ruang tengah berniat nunggu Cece nya. Tapi pas Lele sampai, Cece nya lagi duduk di sofa ruang tengah sambil nonton Jodha Akbar bareng Yenan. Lele mendengus, jadi buat apa dia keliling diluar pagar tadi?
"CECE!!!"
Chelsea kaget, apalagi Yenan. Mata sipit cewek itu membulat. "Apa sih adek manis?"
"Udah dicariin kemana-mana juga!" Lele melipat tangan di depan dada. "Ternyata di sini, ga ngomong lagi. Padahal Cece pasti liat aku jalan ke pagar, iya kan?! Lo juga Nan, kenapa ga chat gue?!!"
Yenan langsung ketawa lebar, dia tiba-tiba aja lupa sama tontonan nya. "Cechel yang suruh gue diem-diem aja, ya gue ngikut lah."
Cechel itu singkatan dari para bujang buat Chelsea, karena kalau mereka panggil Cece Chelsea terlalu panjang dan memakan waktu yang lama. Belum lagi lidah mereka yang suka belibet, ribet lah pokoknya. Kan kalau ada yang mudah, kenapa memilih yang susah?
Chelsea langsung tertawa, ga nyaringㅡkarena dia cukup tau diri sedang di kosan orangㅡ tapi cukup untuk membuat Lele kesal. Cowok sipit itu mendengus, terus jalan kearah kamarnya sambil teriak.
"AKU MAU KE KAMAR, CECE MAU IKUT APA ENGGA?!"
"Ga mau, males sama orang pundungan." Goda Chelsea, lagi dan lagi.
"CECE!"
"Iya, iya. Maap..."
•••
Begitu tau kalau Chelsea ada di kosan mereka, Tedi beserta beberapa bujang lain langsung berkumpul di ruang tengah kosanㅡminus Mahen, Luke sama Hanan yang jajan pentol diluar pagar sehabis main PS bareng. Yah gimana mereka ngga langsung suka sama Chelsea, kepribadian cewek itu memang sangat bagus dan menyenangkan membuat bujang betah lama-lama ngobrol sama dia. Lain hal nya dengan Tama, dia justru berdiam diri di kamar. Bukan apa-apa, Tama cuma ga mau mengingat masa-masa kurang menyenangkan itu. Masa-masa dimana dia dan Chelsea saling peduli, dan masih bersahabat.
Hubungan Chelsea dan Tama itu sebelumnya baik-baik saja, sampai akhirnya Tama mengaku kalau dia suka sama cewek bermata sipit ituㅡbertepatan dengan Chelsea hang baru aja jadian sama Doni (pacarnya hingga sekarang). Pelan-pelan Chelsea menjauh, sampai akhirnya mereka jadi orang asingㅡnyaris sama dengan cerita Daffa dan Nara, hanya saja ini lebih pelik dan melelahkan. Sampai sekarang Chelsea belum juga memberi tau Tama alasannya menjauh, dan Tama jadi menyimpulkan sendiri membuat tembok yang ada diantara mereka makin kokoh menjulang.
Meskipun dengan Chelsea ia canggung, tapi Tama ga pernah menyangkut-pautkan Lele di masalahnya dengan kakak kandung cowok itu. Menurutnya, Lele tetaplah Lele. Masalahnya dengan Chelsea tidak ada hubungannya sama sekali dengan Lele. Tama memang sebijak itu.
"Cechel mana? Udah balik?"
Yuda tiba-tiba heboh nanya begitu di ruang tengah sambil bawa-bawa papan catur. Dia ga tau aja Yenan udah gedeg karena TV nya kehalang papan catur, cuma Yenan ga berani protes.
"Dikamar Lele." Yenan jawab begitu, beberapa bujang kelihatan kecewa karena biasanya kalo Lele sudah sama Cece nya bakal lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUJANG 23✓
Fanfiction23 orang laki-laki dalam satu kosan. Apa yang akan terjadi?