Kenyataan

674 135 4
                                    

Hendri langsung berdiri kala mendengar namanya dipanggil dari arah luar oleh Jehan, bukan karena cowok itu melainkan karena nama yang Jehan sebutkan kala memanggilnya. Berulang kali Jehan menyebut nama Nini, Hendri tidak berpikir panjang untuk segera berlari keluar kamar meninggalkan kado ulang tahunnya yang baru ia dapat dari para bujang semalam.

"Nini yang mana? Yang namanya Nini kan banyak.." Tanya Hendri sambil menatap Jehan penuh harap.

"Halah Bang, ga usah sok ga tau. Mending langsung samperin aja ke ruang tengah deh, orangnya lagi tepar."

"Tepar?!"

"Iya, kayanya abis mabok-mabokan deh di kos sebelah." Jawab Jehan sambil menunjuk dengan dagunya.

"Kos putri?" Tanya Hendri lagi.

"Iya lah."

"Tapi Nini ga ngekos disitu."

"Ya mana gue tau, gue kan Jehan.." Jehan diam, Hendri diam, hingga akhirnya suara keras Joni menyentakkan keduanya.

"WOY INI CEWEKNYA HENDRI BUKAN SIH?"

Bisa mati berdiri si Hendri kalau begini ceritanya, kalau sampai Nini dengar bagaimana?

•••

2 hari sebelumnya...

Kantin FK sedang dalam kondisi ramai, di sudut ada dua orang pemuda yang sedang nikmat menyantap makan siang mereka. Sejujurnya hanya Juna saja yang menikmati, sementara Hendri hanya melamun menatap kuah sotonya.

"Jun."

Cowok bernama Juna itu menoleh, menatap sahabatnya dengan alis berkerut. "Apa?"

Hendri cemberut. "Gimana caranya gue bilang ke Nini ya.."

"Ya bilang aja kali, kenapa lo harus mikir panjang?"

"Kalo dia nolak gue gimana? Apa gue sama dia bisa tetap biasa-biasa aja abis itu?"

Juna menyerah juga, ia letakkan sendok nya di mangkuk lantas menatap Hendri kesal. "Lo kebanyakan mikir yang engga-engga, makanya lo maju mundur melulu dari kemaren. Ini drama lo bentar lagi hari H, dan lo masih ga tau harus gimana ke Nini?!"

"Gue juga ga mau kali maju mundur begini.." Cicit Hendri yang sayangnya masih bisa terdengar oleh Juna.

"Jadi lo mau nya gimana?!"

Hampir seisi kantin FK menatap Juna dan Hendri dengan tatapan yang sukar dijelaskan maknanya. Bisa jadi mereka berpikir adegan yang baru saja mereka lihat adalah adegan dimana pasangan gay baru saja bertengkar. Diam-diam Juna jadi menyesal telah berlagak kesal seperti tadi, bagaimana jika orang-orang malah menganggapnya belok dan melaporkan pada Naya? Bisa berabe hidup Juna. Bagi yang belum mengenal Naya, maka akan kami kenalkan. Naya adalah calon Juna, entah calon istri calon pacar, atau calon apapun itu. Intinya mereka dekat selama beberapa bulan ini.

"Gue mau nya deket sama Nini.."

"Terus usaha lo apa? Misuh-misuh doang?"

"YA MAKANYA KASIH GUE TIPS AND TRICK BEGE!"

"Udah, lo ga usah gue kasih tips en trik. Minggir lo!"

Hendri hanya bengong sambil memandang Juna yang berjalan keluar kantin. Sejujurnya ia bingung dengan kelakuan Juna barusan, tapi setelahnya ia cuek saja kemudian berniat meninggalkan kantin juga karena sebentar lagi kelasnya akan dimulai. Tapi, belum sempat Hendri berdiri dari duduknya suara khas budhe kantin langsung menyambutnya.

BUJANG 23✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang