19 - Sepatu Kaca

81 7 0
                                    

      "Udah gue bilang, selesaikan dulu ceritanya, apa yang terjadi setelah itu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

      "Udah gue bilang, selesaikan dulu ceritanya, apa yang terjadi setelah itu?"

      Baiklah.

      Setelah itu apa yang terjadi, tentu saja semuanya kacau.

     Anwar menghilang, paman meninggal dan bibi. Bibi ada di rumah sakit, dia sakit sampai sekarang pun dia masih sakit.

      Pihak kepolisian serta ibu saya yang mengurus pemakaman paman waktu itu, saya sangat kacau dan hanya bisa menangis di pojok ruang kamar saya.

       Namun ibu menelpon saya untuk memberikan salam terakhir kepada paman agar saya tidak menyesal.

      Saya pun pergi ke pemakaman nya dengan baju hitam yang membuat suasana terasa lebih menyedihkan.

       Baru saja, setelah saya sampai di sana saya melihat seorang pemuda yang melewati saya dan pergi dengan menundukkan kepalanya.

     Saya melihat kearahnya, apa dia teman Anwar, mungkin saja. Dia terlihat sangat sedih dan putus asa.

      Karena penasaran saya menanyakannya kepada polisi yang ada di sana, mereka menjawab bahwa benar itu adalah teman Anwar yang bernama Brian.

      Saya memang mengenalnya namun hanya lewat cerita-cerita yang Anwar dan Dimas lontarkan. Kalau bertemu-, hari ini adalah kali pertama saya melihatnya.

      Sebenarnya saya sangat ingin menanyakan banyak hal kepadanya, karena itu saya pun mengejar anak itu yang sudah berjalan terlebih dahulu keluar dari pemakaman.

     Entah karena kaki saya pendek atau karena memang saya telat mengejarnya, saya kehilangan anak itu di jalanan raya.

      Kebodohan saya adalah tidak terlalu berhati-hati, hasilnya adalah saya yang terserempet mobil yang lewat.

      Saya terjatuh, darah bercucuran dari lutut saya yang tergores jalanan dan dahi saya juga berdarah karena terbentur sesuatu yang saya tidak tau itu apa.

      Banyak orang menghampiri saya termasuk orang yang menabrak saya itu, saya sebenarnya hendak berdiri karena saya rasa luka saya tidaklah parah.

      Namun saat melihat darah yang keluar banyak dari dahi dan lutut saya, hal itu yang membuat saya menjadi linglung dan akhirnya terjatuh pingsan.

     Setelah itu saya tidak mengingat apapun selain berbaring di rumah sakit sama seperti Anwar.

      Ayah saya menangis dan meruntuki kesalahan nya yang tidak langsung pulang saat saya melaporkan semua kejadian itu.

     Beliau bahkan meminta maaf karena tidak bisa menyelamatkan Anwar dan ayahnya yang juga sahabat dekat Ayah.

      Saya pun kembali menangis saat itu, saya tidak tau apa yang harus saya lakukan, apa lagi kaki saya saat itu tidak bisa di gerakan.

MISSINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang