08 - Pangeran Kelas

121 11 2
                                    

     Sudahlah aku tidak bisa menghitung hari lagi, entah sudah berapa lama aku di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Sudahlah aku tidak bisa menghitung hari lagi, entah sudah berapa lama aku di sana.

     Kaki ku bahkan mulai mati rasa karena telah lama di pasung, tidak ada lagi pemikiran lain selain mati membusuk di sini.

     Tapi sebelum itu aku ingin sekali mengetahui siapa orang itu, mengapa aku di sini dan apa alasan nya.

     Sudah beberapa hari aku tidak makan dan minum sama sekali, rasanya perutku terasa sangat sakit.

     Aku bahkan tidak bisa berbicara sama sekali, mulutku mungkin sudah rapat karena benda yang dia tempelkan itu.

     Namun hari ini dia mengunjungiku, berjalan perlahan dan mengitariku. Entah apa yang dia pikirkan.

     Srekk

     Dia membuka paksa penutup mulutku hingga rasanya sakit karena mungkin kulitku yang sudah lama terkelupas.

     Aku terbata-bata menyesuaikan gerak mulut ku yang terasa kelu.

     Dia menatapku dan mendekati wajahku lantas membelai kembali wajah ku yang sangat pucat.

     "Si..iapa kau," ucapku terbata.

     Lagi-lagi dia tidak menjawabku, yang kulihat dia hanya menatapku tajam.

     Meski begitu aku harus waspada karena dia mungkin saja akan membunuhku.

     Namun anehnya dia malah melepas ikatan dari kedua tanganku, rasanya sangat sakit karena percobaan ku yang dulu untuk melepas ikatan itu.

     Sepertinya kulit tanganku mengelupas dan sedikit mengeluarkan darah.

    Aku sangat ingin mencekik siapapun dia yang ada di balik topeng itu.

     Namun sepertinya tenaga ku sudah sangat lemah, bahkan aku tak sanggup untuk sekedar mengangkat tanganku.

     "Apa yang kau lakukan,"

     Aku sangat ketakutan ketika dia kembali menatap mataku dengan tajam.

     Setelah itu tanpa di duga dia pun melepaskan pasungan di kaki ku.

     Meski begitu tubuhku yang memang sudah rapuh di pukul Aldi menjadi tambah parah.

    Kaki ku tidak dapat di gerakan sama sekali, astaga sekarang aku mengerti mengapa dia melepaskan semuanya, tentu saja karena dia tau aku tidak akan bisa melawannya.

     Setelah itu dia pergi dari tempatku dengan meninggalkan sepotong roti dan juga sebotol air minum.

     Sebenarnya aku sangat lapar namun otak ku bahkan masih berfikir kalau ada racun di sana.

     Meski begitu sepertinya perutku tidak bisa sinkron dengan otakku, karena nya aku perlahan mengambil roti itu dan memakannya.

     Jika memang di dalamnya terdapat racun biarlah aku mati dalam keadaan yang tidak kelaparan.

MISSINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang