04 - Target kebencian

163 16 0
                                    

     Keadaan masih sama dengan satu minggu yang lalu, kalau sesuai prediksi saya maka tepat di hari ini harusnya ada di antara kami bertiga yang juga akan menghilang dari sekolah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Keadaan masih sama dengan satu minggu yang lalu, kalau sesuai prediksi saya maka tepat di hari ini harusnya ada di antara kami bertiga yang juga akan menghilang dari sekolah ini.

     Kedua teman saya tau hal itu, karena itu mereka tidak berani untuk ke sekolah atau pun keluar rumah pada hari ini.

     Namun lain dengan saya, rasa penasaran saya lebih besar dibandingkan rasa takut saya.

     Terutama harapan saya adalah bisa menemukan teman saya yang sudah dia culik. Harapan di mana mereka masih baik-baik saja menggerakan tubuh saya untuk pergi ke sekolah.

     Namun hari itu tidak ada satu pun kejadian yang terjadi di sekolah, bahkan kode atau pun jebakan yang biasa penculik berikan tidak ada sama sekali.

     Akhirnya saya pun memutuskan untuk segera pulang saja kerumah karena sudah sore.

     Malamnya saya berpikir keras menyelidiki satu persatu orang-orang yang mungkin mencurigakan di kelas mau pun di luar kelas saya.

     Saat itu waktu sudah cukup malam, bahkan saya merasa kedinginan karena angin yang menerobos masuk kedalam kamar saya.

     Gilang adalah salah satu murid yang memiliki citra buruk disekolah, namun karena dia anak pembuat sekolah jadi semua kesalahannya selalu tertutupi.

    "Maaf jika bapak tersinggung oleh ucapan saya, namun itulah kenyataannya. Dikalangan siswa Gilang terkenal dengan kelakuan buruknya".

     Selain Gilang ada juga Andre, dia punya koneksi dengan gengster dan kami pernah sekali bertengkar dengan nya.

     Andre berbeda dengan Gilang, citranya baik di sekolah, dia berwajah dua dan saat di luar dia memang menjadi brandalan.

     "Maafkan saya karena mengungkapkan itu juga kepada bapak, saya harap bapak mengerti keadaannya".

     Namun pengamatan saya merambah ke pada guru-guru sekolah, pak satpam dan OB di sekolah ini.

     Namun tidak ada satu pun yang mengena di hati saya dan mempunyai alasan kuat untuk dicurigai.

    Saya hampir menyerah sampai pesan lain masuk ke ponsel saya.

    Yah nomer yang berbeda lagi, kali ini pesannya sangat mengerikan.

     "Kau membawa polisi kesekolah, tapi tenang saja saya tidak akan kalah."

    Pesan tersebut disusul oleh pesan berikutnya, dan tentu saja itu lebih membuat saya kaget.

    "Orang ketiga, hati-hati yah."

    Deg

     Saya merasa terkena pukulan yang besar di dada saya saat mengetahui hal tersebut.

MISSINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang