09 - Pangeran Kelas

98 11 0
                                    

     Tidak ada yang lebih menyedihkan selain menunggu kematian mu di dalam ruangan ini, yah penculik itu lagi-lagi tidak memberikan kami makanan sedikit pun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Tidak ada yang lebih menyedihkan selain menunggu kematian mu di dalam ruangan ini, yah penculik itu lagi-lagi tidak memberikan kami makanan sedikit pun.

     Dimas bahkan hampir pingsan karena kelaparan. Mungkin hal itu yang dia inginkan menunggu kami mati karena kelaparan.

     Namun lagi-lagi pemikiran ku salah, dia datang kembali dan memberikan kami dua potong roti dan air minum.

 
    Kenapa ini?, benarkah dia akan menculik salah satu teman kami lagi.

     Kupikir sebentar lagi akan ada orang yang masuk keruangan ini. Namun kuharap itu tidak terjadi.

     Tentu saja aku berharap tidak ada lagi target yang akan dia culik, aku tidak berbicara dengan Dimas tentang hal itu.

     Entahlah mungkin aku hanya berharap jika aku tidak bicara semuanya tidak akan terjadi.

     Aku ingin mati saja rasanya, namun jika aku hidup mungkin saja kesempatan untuk menyelamatkan yang lain akan ada.

     Aku akan bertahan sampai akhir, dan aku berharap akan ada sebuah keajaiban yang terjadi.

     Ternyata memang benar, malam itu dia kembali dengan menyeret Anwar sama seperti Dimas dulu.

     Anwar tidak melawan dia hanya diam dan menitikan air mata, Dimas yang terkejut dengan cepat menghampirinya.

     "Astaga kenapa kau disini juga?" Ucap Dimas.

     Anwar hanya diam dan dia terus menangis bahkan ketika tali yang mengikatnya di lepas.

     "Ayah ku tewas," ucapnya.

     Aku dan Dimas saling melihat, tentu saja kami sangat terkejut dengan fakta ini.

     Ternyata Anwar lebih menyedihkan dari pada kita berdua, kalau sudah menyangkut orang tua siapa yang tidak akan hancur hatinya.

     Meski aku tahu Anwar dan ayahnya kurang akrab tapi tetap saja ikatan seorang anak dan orang tua sangatlah kuat.

     Seperti kata pepatah "darah lebih kental dari pada air".

     Anwar hanya menangis dan mengutuk dirinya, dia terus berguman "karena aku, karena aku," seperti sampai satu jam lamanya.

     Setelah waktu berlalu, Anwar pun menceritakan semuanya. Dia menceritakan bahwa si penculik memakai sepatu kepala sekolah saat menculik Dimas dan mengatakan bahwa kepala sekolah saat itu di luar negri.

     Bukti tersebut sangat menyulitkan polisi, Anwar juga bilang kalau Mario di tahan karena di tuduh menculik Reyhan waktu itu, namun kembali di bebaskan saat mengetahui penculiknya bukan Mario.

MISSINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang