30 - Sidang Pertama

38 9 0
                                    

Memikirkan semuanya, berputar di kepala saya membuat semuanya semakin rumit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memikirkan semuanya, berputar di kepala saya membuat semuanya semakin rumit.

Kak Dania menyuruh saya untuk tidak berpikir apapun, dia hanya menyuruh saya untuk beristirahat dan menjalani sidang dengan lancar.

Namun saat di cafe tadi Kak Dania memberikan saya buku itu, yah buku yang di tulis oleh mendiang ibu Dea.

Kalimat terakhirnya membuat saya memikirkan segala hal, teka-teki, konsfirasi.

Karena hal itulah saya memutuskan untuk mencari beritanya di google, membuat peta pikiran.

Saya membulati laki-laki itu, laki-laki yang disebut burung kedua yang akan menjalankan tugas terakhir dari ibu nya Dea.

Selain membulati itu saya juga mencari tahu tugas apa yang sebenarnya harus mereka tuntaskan.

Semua jawaban itu hanya ada pada seri terakhir dari buku trilogi Desita tentang psikopat kembar.

Sayang nya buku itu belum di terbitkan. Meski begitu saya mendapatkan berita kalau buku itu telah selesai di tulis dan fisik nya hanya ada pada penulis.

Banyak penerbit yang mencoba menggeledah kastil itu dulu setelah kematiannya, namun tidak ada yang mereka dapatkan kecuali seorang anak perempuan bernama Dea yang saat itu di titipkan di panti asuhan.

Kini anak kembaran itu dan buku seri terakhirnya adalah seri yang menjadi misteri di kalangan penggemar buku Desita.

Buku-buku Desita sempat di cekam oleh publik namun karena ulasan nya yang memakai sudut pandang seorang Psikopat seorang pengidap penyakit yang sulit di sembuhkan secara medis itu membuat banyak polisi dan detektif belajar dari sana bagaimana menaklukkan dan melihat gerak-gerik seorang psikopat.

Ahk saya mengacak rambut saya, tidak ingin memikirkan nya kembali, saya putuskan untuk segera berlayar kealam mimpi.

Kenapa pula saya memikirkan hal tersebut, bahkan teman-teman saya yang lain pun mungkin saja tidak memikirkan hal itu.

...

Hari ini saya bersama teman-teman saya yang lainnya akan mengunjungi sekolah kami, karena Anwar telah siuman dia yang mencetuskan ide itu.

Saya hanya mengangguk dengan penuh persetujuan.

Dengan deretan gigi yang rapih, tatanan rambut yang baik serta setelan pakaian yang saya pakai. Saya berjalan menghampiri mereka, orang-orang yang tengah termenung di belakang sekolah kita dulu.

"Lihat lah sekarang antara kastil dan belakang perpustakaan itu tidak ada pembatas yang membatasi," ujur Dimas sambil tersenyum melihat bangunan di depan mereka.

"Tapi, kita jadi punya akses keluar masuk dari belakang sekolah!" Ucap Dino tidak mau kalah.

"Kalian lupa kita sudah keluar dari sekolah ini?"

Yang berbicara adalah Mario saya melihat nya berjalan kearah kami.

"Untuk yang gue lakukan dulu, maafin gue terutama kepada lo War," ujurnya

Saya tersenyum begitupun teman-teman saya. Sekarang saya mengerti meski dahulu kejadian itu membuat kami ketakutan tapi kami mendapatkan hikmah dari semuanya bukan.

Anwar tersenyum dan menghampiri Mario, pelukannya sangat erat hingga membuat saya ingin menangis.

Saya merindukan kehangatan itu, kita ber-enam adalah seorang sahabat.

"Kalian tau gak, dengan kejadian itu, kita bisa lebih memahami diri kita sendiri?" Ucap Dimas.

Saya hanya mengangguk, Dimas benar. Karena setelah penculikan itu terjadi kini dirinya tidak lagi kesepian, Dimas lebih sering tersenyum dan dia juga selalu terlihat bersama ibunya.

Dino pun begitu, dia sekarang sangat lengket dengan saudaranya kak Dania. Anak itu bahkan sangat posessif kepada kakaknya tersebut.

Apalagi Reyhan, hei kalian tidak akan mengatakan kalau dia adalah es lagi, kini dia menjadi anak yang ramah dia bahkan menjadi seorang yang tidak terlalu memikirkan pelajaran lagi.

Namun sayang Anwar harus kehilangan ayahnya, meski begitu dia kembali mendapatkan sosok sahabat dekatnya Mario.

Sedangkan saya meski sedih saya harus mengatakan bahwa saya akan pergi ke jepang minggu depan setelah sidang terakhir itu saya jalani.

Orang tua saya terlalu trauma dengan tindakan saya yang waktu itu lari menyelamatkan mereka, karena nya saya harus pindah ke luar negri mengikuti mereka.

Hari ini sebenarnya saya ingin mengatakan hal itu kepada mereka, namun momen manis ini tidak bisa saya rusak-kan begitu saja.

Biarlah saya melalu hari ini bersama mereka, saya akan memberitahukan mereka lewat saluran telpon nanti.

"Kak Dania menyuruh kita kepengadilan hari ini!" Ucap Bella membuat saya terkejut.

Jadwalnya beberapa hari lagi, mengapa dia menyuruh kita kesana sekarang.

Saya tidak tauu, namun pada akhirnya kami pun bergegas pergi kesana menaiki mobil yang di bawa Mario.

Mobil sangat sempit karenanya kami berdempetan, jangan salahkan mobilnya tapi salahkan penumpangnya yang kelewat banyak.

Akhirnya kami sampai di gedung itu, gedung yang sepertinya tidak terlalu asing lagi untuk kami.

Saya hampir menertawakan diri saya sendiri, orang-orang akan menganggap saya apa jika terus saja kesini dengan umur saya yang muda.

Masih muda sudah punya kasus! Bukankah penyataan yang sedikit menyakitkan bila terdengar.

Kami pun memasuki gedung itu, ternyata banyak orang yang sudah berkumpul disana termasuk Dea si topik hari ini.

"Sidang akan dimulai, silahkan pengacara ada informasi apa?" Suara Hakim membuat saya dan teman-teman saya duduk di kursi dan serius mendengarkan penuturannya.

Pengacara berdiri mengitari terdakwa, dengan penjabarannya kami tau bahwa memang Dea memiliki kelainan psikologi, namun itu terbentuk karena asuhan yang tidak baik.

Pengacara menjabarkan semuanya, dia bahkan akhirnya menjabarkan tentang keluarga Dea dan semuanya semakin jelas.

"Saya ingin menuntut saudara kembar terdakwa, sebelum memutuskan hukumannya saya harap Hakim akan mempertimbangkan hal itu?"

Saya tersenyum mendengar ucapan Jaksa penuntut.

Saya bilang "oke" di dalam hati.

Tersenyum miring dan saya yakin permainan yang sebenarnya baru saja akan di mulai.

***

Happy Reading

Enjoy to story

Idahagisna.

Jangan lupa vote dan komen yah :)

MISSINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang