28 - Sidang pertama

29 9 0
                                    

      Jaksa mengajukan tuntutan-nya, sebuah pernyataan dan juga masalah yang telah dibuat oleh Dea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaksa mengajukan tuntutan-nya, sebuah pernyataan dan juga masalah yang telah dibuat oleh Dea.

Masalah pertama adalah kasus pembunuhan pertamanya korban bernama Wildan, dia adalah anak dengan kelainan mental, Meski begitu Wildan bukanlah seorang anak yang nakal. Sesekali dia berbuat sesuatu hal yang tidak wajar, namun banyak orang memahami hal itu karena kekurangannya.

"Silahkan pengacara apa pembelaan anda?"

Manik mata saya beralih kepada wanita ber-rambut panjang itu. Dengan jas hitam, dia adalah pengacara publik.

Dia berdiri anggun kemudian membalik lembar kertas yang ada di tangannya.

"Saya tidak memiliki pembelaan apapun, meski beliau adalah klien saya namun bahkan sampai sekarang pun beliau tidak memberikan pembelaan apapun terhadap dirinya".

Dengan menghela napas dia kembali duduk di samping Dea.

Jangan tanya sedang apa gadis itu sekarang, dia tersenyum dengan senyuman yang menyeramkan.

Saya benar-benar berpikir bahwa seseorang seperti dia ada di dunia ini, dan lihatlah kami pernah mengenalnya.

"Aku tidak percaya dia tersenyum seperti itu," ucap Dimas sambil menggelengkan kepalanya.

Saya pun tidak percaya, apalagi saat ini. Sudah hampir satu jam mengajukan tuntutan dan pembelaan. Hakim tidak bisa menentukan hukuman apapun karena gadis itu tidak mau bicara, maksud saya menggunakan bahasa isyarat.

"Sidang akan di lanjutkan setelah siang nanti, kalian boleh beristirahat".

Saya menghela napas, mau bagaimana lagi, seperti yang saya duga sidang tidak akan berjalan dengan sangat lancar. Setidaknya butuh beberapa hari sampai hukum di putuskan.

"Anak-anak, boleh bicara sebentar?"

Mendengar ucapan Kak Dania membuat saya dan teman-teman saya mengangguk.

Saya lupa memberitahu kalian, sebenarnya yang menerjemahkan bahasa Dea adalah Kak Dania, beliau mengajukan dirinya sendiri untuk bisa menerjemahkan ucapan Dea.

Kami akhirnya berada di taman untuk sekedar beristirahat dan membicarakan prihal yang terjadi barusan.

Jadi bagaimana Kak, dia tidak mau berbicara maksud saya tidak mau memberitahukan sesuatu.

Dia tidak membela, menyangkal atau hal apapun itu. Apa yang akan terjadi selanjutnya.

Bella memijat pangkal hidungnya mengisyaratkan dia merasa pusing.

"Mau bagaimana lagi, dengan diam dia mengakui segalanya. Dan dengan diam itu hukuman yang dia dapat tidak akan pernah setimpal dengan perbuatannya".

MISSINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang