29 - Sidang Pertama

36 9 0
                                    

"Kamu masih ingat hari itu, hari dimana saya menyelamatkan seorang gadis dari percobaan bunuh dirinya? Saya melintasi jalanan kota hanya untuk pulang kerumah tanpa menghabiskan banyak uang, seragam SMA yang saya pakai waktu itu masih rapih karena ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu masih ingat hari itu, hari dimana saya menyelamatkan seorang gadis dari percobaan bunuh dirinya? Saya melintasi jalanan kota hanya untuk pulang kerumah tanpa menghabiskan banyak uang, seragam SMA yang saya pakai waktu itu masih rapih karena hari itu adalah hari senin. Saya melihat seorang gadis menangis tertahan di pinggir jalan, apakah kamu mengingat hal itu?"

Saya mendengar pembicaraan tersebut dengan sedikit menyipitkan mata. Tidak itu bukan sebuah pembicaraan, itu lebih kearah pengakuan dari satu pihak.

"Kamu tau, jika kamu mati waktu itu semua tidak akan menjadi serumit sekarang. Saya bodoh karena tidak tau orang yang saya selamatkan waktu itu adalah seekor binatang buas yang akhirnya memangsa saya,"

Melihat Dea yang tersenyum membuat hati saya semakin sakit, saya bukan orang yang akan berpikir bisa membunuh seseorang, namun jiga saya berada di posisi Kak Dania saya pun akan berpikir sepertinya.

Saya kembali melihat kearah mereka, kini bukan Kak Dania yang berbicara namun Dea yang menggerakan tangannya.

"Saya akan mati, entah hari ini, esok atau waktu itu".

Saya tidak terlalu mengerti, namun sepertinya hal itu yang saya tangkap dari gerakan tangan Dea.

Tapi saya tidak mengerti apa yang ingin dia jabarkan, saya sungguh tidak mengerti hal itu.

Setelah pertemuan itu, akhirnya semuanya terungkap. Seperti yang kalian tahu Dea menjelaskan semuanya meski belum detail. Masih banyak yang saya ingin ketahui dari dirinya.

Sayang sidang di tunda satu minggu kedepan, entah apa yang akan terjadi, entah dia akan terus bercerita seperti orang gila yang sudah putus asa atau dia akan merubah segalanya. Tidak akan ada yang tau dengan hal itu.

Namun saya sangat penasaran dengan pertemuan Kak Dania dan Dea, saya sangat ingin menanyakan tentang pertemuan mereka yang terjadi beberapa tahun lalu.

Saya pun akhirnya berlari menghampiri langkah kaki Kak Dania yang sedang berjalan menuju jalan raya.

Saya memanggilnya sehingga dia menengok ke belakang.

Kak!

Bisakah kita ke kafe untuk mengobrol?

Tanya saya membuat dirinya memasang wajah heran. Namun dia langsung menyetujuinya begitu saja.

Kak Dania memang sangat ramah, dia sangat menghormati orang di sekitarnya.

Saya pun tersenyum, kami akhirnya berjalan ke sebuah kafe yang tidak jauh dari sana.

Dengan basa-basi saya memesan jus strawberi dan lemon tea untuk Kak Dania sesuai pesanannya.

"Jadi apa yang ingin kamu tanyakan?"

Disodori dengan pertanyaan itu membuat saya sedikit terkikik merasa malu.

Saya lupa dia seorang polisi, dia sangat pintar dan sangat cekatan. Dia juga lebih dewasa dari saya, kadang saya melupakan hal itu.

Sebelumnya saya minta maaf tapi tadi sebelum sidang saya mendengar ucapan Kakak bersama dengan Dea, jika saya menarik garis besarnya kalau tidak salah Kakak membicarakan pertemuan kalian yang terjadi dahulu. Bagaimana Kakak bisa bisa mengenalnya?

Kak Dania memutarkan jemarinya pada lingkaran gelas minuman di hadapannya.

"Tidak ada yang spesial, dia hanya seorang anak yatim piatu dan bisu yang saya selamatkan dahulu, dia tinggal di panti asuhan Anita. Tapi ada sebuah cerita yang dia ceritakan kepada saya, ibu panti pun menceritakan latar belakangnya bisa disana, mau aku ceritakan?"

Saya hanya bisa mengangguk menyetujuinya, saya datang kesini memang untuk mendengar ceritanya.

"Ibunya bernama Desita, dia adalah penulis terkenal dengan gaya tulisan yang kuat. Selain terkenal akan tulisannya dia juga terkenal dengan kecantikannya, karena hal itu dia mendapat lamaran dari politikus kaya bernama Devin. Devin adalah bujangan tua yang memiliki segalanya, perjalanan nya di bidang politik sangat lancar, dia juga di kenal dengan kebijaksanaannya. Namun karena wanita bernama Desita itu dia pensiun dari dunia politik setelah menikahinya.
Mereka pindah kesebuah Kastil setengah jadi lima tahun lalu tepatnya saat kejadian saya bertemu dengan Dea. Butuh waktu lama untuk membangun sebuah Kastil mewah seperti keinginan Desita, namun karena semua uang Devin sudah terkuras mereka terpaksa pindah kesana dan menjual rumah lama mereka.
Dari sanalah semua watak Desita terkuak, prigainya berubah 180%. Ternyata semua yang ditulisnya dalam novel-novelnya adalah kehidupan asli, lebih tepatnya adalah rencananya.
Dan itu terjadi, berbagai pembunuhan dia lakukan, kasusnya terkenal dengan tutup koran. Mengapa begitu karena Desita menutupi wajah korbannya dengan koran setelah membunuhnya.
Namun tidak lama setelah buku serinya berjudul Twins Psikopat terbit, pembaca mulai mencurigai setiap tulisannya. Banyak pembaca yang kembali meriview tulisan Desita, satu hal yang mereka temukan adalah kesamaan jalan hidupnya dengan cerita yang dia tulis.
Karena berita ini tersebar akhirnya polisi memeriksa kasus ini, namun sebelum mereka menangkap Desita, ternyata dia malah di kabarkan meninggal bersama suaminya di Kastil itu.
Jenazah yang di otopsi menunjukan bahwa mereka bertengkar hebat dan berakhir dengan jatuh dari tangga.
Anak mereka bernama Dea akhirnya di bawa ke panti asuhan.
Anak itu ternyata bisu, relasinya di panti juga tidak baik, karena itulah waktu itu Dea akan bunuh diri.
Namun yang saya curigai adalah satu anak dari mereka, saya hanya menduga tapi bukankah itu mencurigakan?
Maksud saya banyak orang membicarakan tentang ini, tentang adik dari Dea, saudara kembarnya yang Desita tulis dalam buku seri terakhirnya Twins psikopat".

Maksud Kakak Dea punya saudara?

"Mungkin saja, di buku itu tertulis kalau ada dua burung yang saling membantu namun menyumbunyikan hubungan mereka. Jika satu burung tertembak mati maka satu burungnya harus menyelesaikan tugas akhirnya.
Itu adalah kutipan di akhir buku itu, kata orang buku itu bukan seri terakhir, ada satu bab lagi yang belum Desita terbitkan".

Jadi Kakak mencurigai bahwa yang bertindak membunuh korban adalah saudara kembar Dea dan Dea adalah otak dari pembunuhan itu?

"Ini memang sedikit rumit, percayalah saya sedang menyeledikinya, jika Dea mengaku menjadi dalang dari pembunuhan ber-rantai itu lantas apa yang bisa dia katakan jika sidang minggu depan saya mengatakan bahwa beberapa korban sempat menjadi korban pemerkosaan terlebih dahulu sebelum membunuhnya?"

***

Happy reading

Enjoy to story

Idahagisna.

Jangan lupa vote dan komen yah :)

MISSINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang