32 - Pengacara Publik (END)

65 12 3
                                    

"Belum pergi" isyarat yang kamu buat sebelum meninggalkan ruangan sidang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Belum pergi" isyarat yang kamu buat sebelum meninggalkan ruangan sidang.

Banyak orang melihat nya, dan saya merasa khawatir dengan itu.

Banyak yang saya khawatirkan tentang dia seseorang yang ada di belakang anda.

Karena itulah saya di sini saat ini, saya benar-benar ingin tau siapa dia.

Apa kamu akan mengatakannya?

Kamu menggeleng artinya tidak, sampai kamu mati pun sepertinya kamu tidak akan mengatakannya bukan.

Harusnya saya tidak menanyakan pertanyaan bodoh seperti ini saat saya sendiri sudah tau apa jawabannya.

Baiklah, bagaimana kalau kita bermain permainan? Permainan benar dan salah.

Kamu hanya perlu menggeleng dan mengangguk setelah mendengar pertanyaan yang saya ajukan.

Baiklah apa kita mulai sekarang?

Pertama mengapa kamu menjadi seperti ini, apakah karena ibu mu?

(Mengangguk)

Mengapa kamu sangat mematuhi ibu mu, apakah dia memaksanya?

(Menggeleng)

Dimana adik mu?

(Terdiam)

Apa buku itu sudah di tulis ibu mu, maksud saya seri terakhir dari tulisannya?

(Mengangguk)

Dimana buku itu, apa bersama adik mu?

(Terdiam)

Apa isinya rangkaian proses pembunuhan yang belum kamu selesaikan.

(Mengangguk)

Kalau begitu mengapa kamu tidak menyelesaikannya dengan cepat kemudian menyerahkan diri bukannya pasrah waktu itu, saya dengar kamu pintar?

(Terdiam)

Apa karena itu bagian yang harus adik mu selesaikan?

(Terdiam)

Baiklah karena sedari tadi kamu terdiam dan hanya menjawab beberapa pertanyaan dari saya. Tapi ingat saya akan datang kembali kesini untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Mengapa kamu menyunggingkan senyum.

(Saya akan mati)

Mengapa kamu membuat isyarat seperti itu, ingat tidak akan ada jalan untuk mu mati sekarang.

Kamu harus menikamati hukuman mu, membusuk di penjara sampai kamu tau.

Dan sebelum adik mu itu di tangkap kamu harus melihat wajahnya, kamu harus melihat bagaimana ekspresinya.

Jadi saya saran kan jangan mati sekarang, saya akan mencegah apapun yang berpotensi mencelakai diri mu sendiri.

...

"BERITA TERBARU TENTANG TAHANAN YANG BUNUH DIRI KARENA RACUN YANG DIA BAWA,"

Deg...

Seperti itulah yang saya rasakan setelah beberapa hari tidak mengunjungi Dea, apa yang anak itu lakukan dia benar-benar melakukannya?

Saya dengan cepat menyambet jaket saya dari kamar dan berjalan menuju kantor polisi.

Ternyata benar di sana banyak wartawan dan orang-orang bergilir mudik.

Kebetulan saat saya kesana saya mendapati Dea yang sedang di bawa oleh ambulans.

Gadis itu benar-benar mengkhianati saya, sorot matanya yang selalu berkata saya yang menang benar-benar terjadi.

Sampai akhir hayat nya pun dia sangat keras kepala. Sekarang saya hanya bisa menghela napas mendapati kekalahan saya.

Dea benar-benar mati untuk melindungi adiknya, hahaha tidak dia mati demi tugas sang ibu yang harus terlaksana itu.

Sebenarnya tugas seperti apa itu, dan saya terkejut dengan pengaruh asuhan orang tua saat kita masih kecil dulu.

Saya masih tidak percaya dengan seorang anak yang mendewakan ibunya. Namun hari ini saya melihatnya dengan kepala saya sendiri.

Kapan dia mati? Tanya saya pada satpam yang bertugas berjaga di sana.

"Saya tidak tau Mbak, tapi sepertinya sudah satu hari soalnya mayatnya sudah kaku dan sedikit berbau,"

Apa yang dia minum?

"Sepertinya racun untuk membunuh tikus, saya pun tidak terlalu mengetahui hal itu,"

Baiklah terimasih atas informasinya.

Saya pergi masuk kedalam kantor polisi itu mendengarkan banyak penuturan yang mereka ajukan.

Sekarang mau bagaimana lagi, kasusnya belum berakhir namun tersangkanya sudah berakhir.

Ada kekesalan yang mendalam di dalam hati namun seperti yang saya katakan saya harus menerima ke kalahan ini dengan kepala yang dingin.

Akhirnya saya pun memutuskan untuk pulang dari sana.

Saat itulah saya melihat salah seorang anak yang menjadi korban penculikan Dea.

Saya tidak terlalu mengenalnya, dia bertubuh tinggi dan terlihat memakai pakaian yang rapih.

Namun saya melihat senyum kecut di wajahnya terus menunduk.

Siapa lagi orang yang lebih mengerti dirinya dari pada saya, dia pasti sangat kecewa karena semuanya berakhir dengan sia-sia, saya tau itu dan saya mengerti semuanya.

Namun tugas saya berakhir di sini, saya yang memutuskannya, bukan saya ingin lari dari tanggung jawab mencari teka-teki keberadaan adik Dea. Namun karena saya tidak mampu untuk itu.

Saya menyadari kebodohan saya yang selalu sombong, karenanya lah saya ingin berhenti memakasakan diri saya untuk mencari keberadaan adik Dea.

Biarlah orang lain yang lebih tangguh dari saya yang akan melakukannya. Saya yakin semuanya akan berakhir.

Matahari akan terbit ketika malam sudah mencapai titik rendahnya, itulah yang di ajarkan ibu saya kepada saya dari kecil.

Begitu pun dengan kebenaran, dia akan datang di saat tersulit dalam hidup seseorang.

Siapa tau saya akan menjadi pengacara nya kembali saat adik Dea di temukan, tidak ada yang tau kan dengan hal itu?

- TAMAT -

"Mengiklaskan apa yang menurut kita belum sempat lakukan adalah hal terbaik untuk menghilangkan rasa ketidak puasan. Tidak ada yang kurang dan tidak ada yang lebih, semuanya setimpal jika kita menyadari itu".

Kami akan datang kembali menjadi pembelajaran baru pada seri kedua kami, mencari kebenaran dan pembenaran serta mencari sebuah keadilan dan memahami tindakan setiap pribadi masing-masing.

Jangan lupakan kami "BELUM PERGI" (missing 2).

***

Happy reading

Enjoy to story

Idahagisna.

Jangan lupa vote dan komen yah :)

Besok juga author bakal up ekstra part and sinopsis dari missing 2, jadi pantengin terus yah.

Makasih buat kalian yang udah setia menunggu story ku setiap harinya sampai akhir.

Aku bahkan tidak pernah berekspetasi akan ada yang membaca cerita ini sampai akhir.

Oke see you next time and pai pai 🥰🥰.

MISSINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang