20 - Sepatu Kaca

66 8 4
                                    

      "Dia tidak bodoh, namun dia terlalu naif,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

      "Dia tidak bodoh, namun dia terlalu naif,"

       Hahaha, ternyata kamu membelanya, apa kamu yakin kamu sudah melupakan mereka dan pergi dari pertemanan kalian.

      Nyatanya semua laki-laki itu naif, selalu saja mengantar ego masing-masing.

       Kadang saya pun heran dengan hal itu, mereka sama seperti anak-anak yang tidak pernah dewasa.

       "Tapi kita setia,"

       Setia?, benarkah. Mungkin benar, hanya saja kamu selalu terlambat membuat semuanya menjadi baik, selalu kalah dengan ego sendiri.

      "Sudah jangan bahas itu, sekarang gue merasa yakin lo benar-benar sudah membenci gue,"

       Kapan saya tidak membenci mu, saya sangat membenci dirimu karena dulu saya sangat menyanyangi mu, sangat terlampau dari rasa sayang saya terhadap seorang teman.

       Tapi melihat manusia egois ini membuat saya tidak bisa lagi menyanyangi orang lain lebih dari yang saya bisa.

      Kalian berdua pada akhirnya hanya bisa melukai seorang wanita seperti saya, kamu meninggalkan saya dan Anwar, sementara Anwar dia belum kembali terbangun dan membuat hati saya sakit.

       Maaf bahasannya kemana-mana, mungkin karena kita baru bertemu kembali, jadi banyak yang saya ingin katakan kepadamu saat ini.

       Dengan datangnya kamu kesini, apakah bendera putih itu telah kamu kobarkan untuk berdamai dengan saya dan Anwar.

      "Meski gue gak bersama kalian tapi gue tetap memperhatikan kalian,"

       Baiklah jika itu yang kamu yakini.

       Sekarang saya akan menceritakan bagaimana bodohnya anak itu yang pergi sendiri mencari penculiknya.

      Saat itu saya hanya terlambat datang kerumah Dino karena kaki saya belum sembuh sepenuhnya.

      Ayah lebih dulu datang kesana dan selama itu pula kami tersambung lewat telpon.

       Ayah bilang Dino meninggalkan sebuah rekaman namun tidak membuktikan apapun.

      Rekaman memang plan B saya jika saja diantara Dino atau Brian menjatuhkan alat pelacak mereka.

       Memang sulit untuk merekam secara diam-diam, apalagi setelah mendengar dugaan ayah bahwa penculiknya kemungkinan mempunyai gangguan di amigdalanya atau dengan kata lain kecenderungan menjadi psikopat.

       Meski tidak belajar psikologi, namun saya sedikit banyaknya tau tentang hal itu, tindak kejahatan yang sering Ayah tangani kebanyakan adalah orang-orang dengan kepribadian seperti itu.

MISSINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang