13 - Phinoccio

81 9 0
                                    

     Aku sangat membenci kartun itu, kartun sialan itu telah benar-benar merubah ibu sepenuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Aku sangat membenci kartun itu, kartun sialan itu telah benar-benar merubah ibu sepenuhnya.

     Ibu tidak pernah sekali pun melihat ku, ibu bahkan tidak bicara saat orang tua lain menyuarakan suaranya untuk memperketat keamanan saat kasus Reyhan di buka.

     Datang dengan malas kesekolah hanya sekedar basa-basi semata. Namun apa ibu tau target selanjutnya adalah diriku.

     Ternyata hari-hari yang mengerikan tetap bisa aku lalui tanpa berdampak apapun, namun karena itulah aku merasa aneh.

     Mengapa aku seakan tidak terguncang sama sekali sementara di lain pihak anak-anak lainnya banyak yang stress dan ketakutan semenjak kasus tersebut.

    Sekarang aku mengerti, bahwa sebenarnya jauh sebelum kasus ini ada, aku berharap aku lah orang nya.

     Aku berharap akulah Wildan dan aku berharap akulah Reyhan. Aku ingin mati setidaknya jika aku mati karena dia mungkin ibu akan menangis di atas pemakamanku.

     Mungkin saja ayah dan Dio memaafkan ku karena kesalahan ku.

     Setelah merenungkan lagi, nyatanya ibu ku benar, aku lah yang salah. Aku lah yang bersembunyi dan terus meneriakan aku tidak salah.

     Menjadi anak nakal yang suka berbohong dan membuat ayah kecewa dan pada akhirnya ayah pergi dari sisiku.

     Seandainya aku mengaku saat itu dan meminta maaf padanya mungkin aku tidak perlu kehilangan ayah dan kehilangan keberadaan sisi lembut ibuku.

     Andai saja, andai saja semuanya kembali pada titik awal dan ada seseorang yang mampu mencairkan dinding es yang sama-sama aku buat bersama dengan orang tua ku.

     Namun semuanya sudah terjadi, meski pun penyesalan itu ada, ibu ku tidak akan pernah mampu untuk kembali seperti dulu.

...

     Hari itu aku masih kesekolah bersama yang lainnya, meski diantara mereka sangat ketakutan dan tidak fokus namun sekolah masih tetap berlanjut seperti biasanya.

     Meski begitu ada juga siswa yang memilih pindah karena keinginan atau ketakutan orang tua semata.

     Rasanya, sekolah ini sangat lah sepi. Aku dan teman-teman ku pun jarang bermain lagi.

     Sudah seminggu sejak menghilangnya Reyhan, tidak ada satu pun tanda atau jejak yang menunjukan keberadaannya.

     Hampir semua anak tidak ada lagi yang berkeliaran di sekolah saat jam pelajaran sudah habis.

     Namun hari ini Brian memberitahu ku bahwa dia akan keperpustakaan untuk meminjam beberapa buku.

     Aku pun mengatakan kepadanya "aku akan berlatih di lapang basket".

MISSINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang