PART 12 : INTO YOUR ARMS

5.7K 173 97
                                    

HOLA EVERYONE

WELCOME TO PART 11

HAPPY READING AND ENJOY

Warning 21+ bocil jangan coba-coba baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning 21+ bocil jangan coba-coba baca.

Tangan-tangan Raymond menangkup rahang milik Grace, ibu jarinya membelai bibir Grace lembut dan sensual dalam waktu yang bersamaan. Grace menutup matanya dengan bibir sedikit menganga, tiba-tiba saja Grace seperti mendapatkan serangan panas yang entah dari mana, dan membuat kerongkongannya seolah-olah mengering.

Terlebih saat Raymond mengganti sentuhan jemarinya dengan bibir. Grace tertegun, Raymond benar-benar sudah menciumnya. Satu lengannya sudah melingkar di pinggang Grace. Tiba-tiba saja Grace menarik diri... Lalu, ciuman mereka pun terlepas.

"I'm sorry... I can't." sesal Grace.

Raymond menatap kepergian Grace dengan tatapan tak percaya. Lagi-lagi gadis itu menolak. Padahal Raymond bisa merasakan jika Grace juga menikmati permainannya.

"Fuck!" decak Raymond frustasi seraya menyugar rambutnya ke belakang. Tak ingin lagi membuang waktu, Raymond pun segera menyusul Grace yang berjalan ke arah ruangan yang selama ini menjadi kamarnya.

Dengan langkah lebar, tentu memudahkan Raymond untuk segera menyusul gadis itu. "You can't leave me like that." Raymond menahannya di pintu.

"I've told you, I can't." tegas Grace.

Raymond tidak bisa diperlakukan seperti itu oleh wanita manapun. Selama ini tidak ada wanita yang mampu menolak ajakannya untuk berkencan. Gadis di hadapannya ini sudah terlanjur membakar gairahnya dengan mudah, ketika ia benar-benar menginginkan hal itu... Grace tidak boleh meninggalkannya begitu saja.

"Kau tahu. Aku menginginkanmu, bukan?" Raymond mengambil selangkah lebih dekat dengan Grace dan membuat gadis itu refleks mundur hingga tubuhnya menabrak pintu.

"Bahkan sebelum kau mengatakannya." Grace mendongak, berusaha menatap lawan bicaranya. Saat itulah Grace sadar betapa tingginya tubuh lelaki mesum di hadapannya tersebut.

"Mari kita memulainya lagi." Tanpa permisi, Raymond memungut dagu Grace lalu mencium bibirnya. Namun...

"Stop it." Grace mendorong dada Raymond. "Aku sudah tamat dengan pekerjaan ini." ia bertekad untuk tidak lagi melakukan pekerjaan terkutuk itu.

"Grace." Lagi, Raymond merayunya.

"Kau bisa berkencan dengan jalang manapun yang kau inginkan," usul Grace terdengar sedikit sarkas. "Tapi tidak denganku."

LUCKY BITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang