PART 25 : THE DAY OF MY LIVE

2.3K 102 32
                                    

HOLLA EVERYONE

WELCOME TO MY STORY

FOR ALL MY DEAR READERS, HAPPY READING AND ENJOY

Bisakah aku memilikinya? Batin Grace bertanya, sambil menatap lurus iris abu-abu Raymond

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bisakah aku memilikinya? Batin Grace bertanya, sambil menatap lurus iris abu-abu Raymond. Diciumnya bibir Raymond dengan kecupan-kecupan kecil. Ia tidak bisa membayangkan jika Raymond melakukan hal serupa dengan gadis lain.

Mulai sekarang, Grace akan melakukan apapun agar Raymond tetap berada di sisinya. Persetan dengan status pertemanan mereka, asalkan hubungannya dengan Raymond masih tetap seperti ini, sudah cukup bagi Grace.

Grace memejamkan mata, kala jemari Raymond mulai menjamah setiap inci tubuh Grace dari balik gaun tidur yang ia kenakan. Tiba-tiba Raymond mengangkat Grace, dan memposisikan tubuhnya dipangkuan, keduanya berhadapan. Dengan kening beradu dan saling menatap satu sama lain dalam hitungan detik.

Kembali berciuman, kali ini sangat intens dan intim. Perlahan Raymond melucuti gaun tidur berbahan sutera halus milik Grace dan membuat tubuh bagian atasnya terekspos polos tanpa bra. Raymond memeluknya erat dan menenggelamkan wajahnya di lengkungan leher Grace, menghirup aromanya. Dengan gerakan lambat ciuman Raymond turun ke dada dan membuat gadisnya merintih nikmat. Hal itu membuat Raymond semakin gila.

Masih dalam posisi duduk, Raymond menekan pinggul Grace naik turun di pangkuannya. Grace mendesah panjang, saat milik Raymond masuk sepenuhnya ke dalam tubuhnya. Sementara bibir mereka terus berpagutan dan membalas ciuman satu sama lain.

***

"Don't leave me," ucap Grace pelan dalam kondisi setengah tertidur, saat Raymond membaringkannya di ranjang.

Raymond tak menjawab, ia hanya menatap wajah Grace teduh. Kemudian menutupi tubuh gadis itu dengan selimut tebal. Raymond juga tak lupa untuk mencium pipinya.

Grace meraih lengan Raymond, menahannya. "Please," racau Grace lagi dengan mata tertutup tak kuasa menahan kantuk.

"Hey, i'm here." Raymond berbisik menenangkan.

Genggaman Grace di lengan Raymond perlahan melemah tanda jika gadis itu mulai tidur sepenuhnya. Dengan napas tertahan, Raymond melepaskan lengan Grace pelan.

"Have a nice dream," ucap Raymond lirih lalu berjalan meninggalkan kamar.

***

Keesokan paginya Grace terbangun. Grace mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya. Ray? Pikirannya langsung tertuju pada lelaki itu, ia bangkit dari ranjang dan berjalan ke luar kamarnya mencari keberadaan Raymond.

Memasuki ruang tengah, Grace terus mengedarkan pandangannya ke segala penjuru arah, perhatiannya tiba-tiba terhenti di sebuah jam besar yang berbeda di tengah-tengah ruangan tersebut. Jam tujuh pagi, Grace membatin. Ia masih memiliki waktu cukup senggang sampai jam kerjanya tiba.

LUCKY BITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang