PART 33 : GOODBYE FAIRY TALE

766 58 103
                                    

HOLLA EVERYONE

WELCOME TO MY LAPAK

ABSEN DULU DONG YANG MASIH BERTAHAN DI PART INI

ANYWAY HAPPY READING GUYS

Sesuai janji Raymond, kini keduanya sudah kembali di Palacio sebelum malam tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuai janji Raymond, kini keduanya sudah kembali di Palacio sebelum malam tiba. Mereka berjalan melewati pilar-pilar besar bangunan untuk menuju bagian sayap kiri Palacio, di mana tempat Grace tinggal.

Sesampainya di persimpangan menuju kamar Grace, Raymond menghentikan langkah. "Beristirahatlah, kau sudah melewati hari yang panjang dan melelahkan." Raymond membelai puncak kepala Grace.

"Okay," balas Grace. Ia pun melangkah menuju kamar dengan senyum sumringah di sepanjang jalan sampai memasuki kamarnya.

Di dalam kamar tentu saja sudah ada Dorothea yang sudah menunggunya, juga menunggu cerita Grace tentang apa saja yang terjadi selama perjalanan ke Barcelona.

Grace menjatuhkan diri ke atas ranjang king size-nya dengan senyum yang masih belum juga luntur.

"You look so happy," Dorothea ikut merebahkan tubuhnya di samping Grace.

Grace memiringkan kepala dan menyangganya dengan satu tangan. "Really?" Grace mengulum bibir, tak sanggup menahan tawa.

"Kemana saja kalian pergi," tanya Dorothea selanjutnya. Grace pun mulai menceritakan segalanya tentang hari itu, kemana saja mereka pergi, dan apa saja yang mereka lakukan, tanpa melewatkan detailnya.

"Bisakah kau siapkan air hangat untukku, Dorothea?" Beberapa saat setelah perbincangan mengasyikkan itu akhirnya Grace memutuskan untuk berendam agar membuat tubuhnya lebih rileks.

"Sure." Dorothea langsung bergegas ke kamar mandi untuk memenuhi permintaan gadis itu.

Sepeninggal Dorothea, Grace mendengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya, karena Dorothea sibuk, mau tak mau Grace lah yang harus membuka pintu itu.

Alangkah terkejutnya Grace melihat siapa yang datang mengunjunginya. "kau?" ketus Grace sambil melipat kedua lengan.

Sosok itu tak lain adalah Beatrice, ia berdiri di ambang pintu kamar Grace, memasang senyum masam di wajahnya yang cantik.

"Aku tak punya banyak waktu, jika tidak ada yang penting silakan pergi." Grace memegang handle pintu, bersiap untuk menutup pintu tersebut.

"Wait," cegah Beatrice. "Aku hanya ingin mengingatkan, tak peduli selama apapun kalian bersama, Raymond tidak bisa sepenuhnya melupakan Helena."

LUCKY BITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang