HOLLA EVERYONE
APA KABAR GUYS
ABSEN DONG YANG MASIH STAY SAMPAI PART INI
ANYWAY, HAPPY READING
Di dalam Mustang yang sedang melaju dengan kaca terbuka, terlihat senyum Grace mengembang, saat menyanyikan lagu-lagu dari album band legendaris The Rolling Stones, sambil mengangguk-anggukan kepalanya pelan di sepanjang perjalanan, sementara Raymond tampak fokus dengan kemudiannya.
"How about Pink Floyd?" Raymond menawarkan album dari salah satu band metal lainnya.
"Great," balas Grace senang. "Tapi tunggu sampai selesai." Kurang lebih dua lagu terakhir dari band legendaris Inggris itupun mengalun sebelum Grace menggantinya dengan album dari Pink Floyd. Lagu pertama Pink Floyd pun diputar, begitu seterusnya sampai ke tempat tujuan.
Grace segera keluar, sesaat setelah Mustang itu menepi. Terlihat hamparan rumput yang mulai tumbuh. Hijau dan halus. Gadis itu berlari kecil ke tengah-tengah Padang rumput, sesekali berputar. Sesaat, Grace mendongak menatap langit biru yang luas tak berujung sambil menghela napas panjang seakan tak ada beban.
Menoleh. Grace melihat Raymond berjalan mendekat ke arahnya, lantas ia menghampiri lelaki itu dan mereka duduk di atas rerumputan. "Sudah lama sekali kita tidak ke sini," kata Grace.
"Yah, beberapa bulan yang lalu." Raymond menanggapi. "Bagaimana dengan pekerjaanmu? apa kau menyukainya?" lanjutnya bertanya.
"Sejauh ini tak ada masalah," Grace menghela napas panjang. "Hanya saja aku sedikit kesulitan menghadapi karakter para pelanggan toko yang tentu saja berbeda-beda." Grace langsung teringat akan sosok menyebalkan teman Raymond yang beberapa waktu lalu mengunjungi Olsen's book bersama adik perempuannya.
"Semua orang pasti memiliki karakter berbeda, tentu saja." Raymond mengulurkan tangannya ke rambut Grace, seketika Grace menegang. "Bahkan kakak-beradik sekalipun." Diambilnya rumput kering dari rambut Grace, akhirnya gadis itu bisa bernapas lega sekarang.
"Kau benar." Grace berhasil menormalkan suara setelah tenggorokannya terasa tercekat beberapa saat lalu. Padahal Raymond hanya berusaha membuang rumput kering dari rambutnya, namun sukses membuat dadanya berdebar kencang.
"Grace," Raymond menatapnya serius. "Aku akan pergi menemui ibuku." ungkapnya memberi tahu.
"Sungguh?"
"Ya, seperti yang kau katakan beberapa waktu lalu, bukan?"
Grace sedikit senang ketika Raymond memperhitungkan usulnya, namun di sisi lain ia merasakan hatinya teriris membayangkan lelaki itu pergi, meski untuk mengunjungi sang ibu. Dan Spanyol sama sekali tidak bisa dibilang dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKY BITCH
RomanceWARNING 21+ MATURE CONTENT. SPIN OF 'MY CRUEL PRINCE' "Tidak perlu khawatir, karena sang penulis takdir pasti sudah menyiapkan akhir yang indah untukku." Grace Elizabeth Hartley. "Kenapa harus berkomitmen dengan seorang wanita, jika dengan uangku sa...