PROLOG

35.8K 545 262
                                    

WELCOME TO PROLOG

HAPPY READING AND ENJOY

SAMBIL PUTER LAGUNYA JASON DERULO
VERRY RECOMMENDED WKKW

Raymond mulai menanggalkan satu persatu pakaian minim yang membungkus tubuh molek milik Grace, hanya menyisakan under wear berbahan satin tipis yang menutupi bagian dada dan area sensitifnya saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Raymond mulai menanggalkan satu persatu pakaian minim yang membungkus tubuh molek milik Grace, hanya menyisakan under wear berbahan satin tipis yang menutupi bagian dada dan area sensitifnya saja. Lelaki itu menatap kagum tubuh indah milik Grace---wanita yang menjadi teman kencannya malam ini.

Grace tidak keberatan dengan tatapan liar dan lapar Raymond ketika melihat tubuhnya. Ia hanya berdiri dengan menyunggingkan senyum manis ke arah Raymond seraya memainkan rambut panjangnya yang terurai. Detik berikutnya Raymond mendekatkan wajahnya dan meraih rahang Grace. Membelainya, mengecup bibir Grace sekilas.

"Kau sangat cantik." bisik Raymond lirih.

Dengan lincah tangan-tangan Raymond menggerayangi permukaan kulit lembut Grace. Merabanya. Meremasnya. Hingga wanita itu menganga dengan mata terpejam, menahan kenikmatan yang bertubi-tubi menyerangnya.

Tanpa sadar jemari lentik Grace mencengkeram helaian rambut lelaki asing yang baru saja ia temui beberapa menit yang lalu itu. Grace membuka matanya perlahan ketika Raymond tiba-tiba saja menghentikan pergerakan tangannya. Lelaki itu berdiri sejajar menghadap Grace kemudian menarik dagu Grace dengan anggun. Raymond menciumnya. Pelan dan dalam. Sementara kedua tangan Raymond kini beralih ke pinggul Grace menggiring wanita itu untuk merapatkan tubuhnya hingga nyaris tak berjarak

Lebih dari tiga puluh detik ciuman panas itu berlangsung, Raymond pun melepaskan ciuman mereka. Mata sayu diliputi kabut gairah itu menatap Grace nanar seraya bertanya dengan suaranya yang parau. "Siapa namamu sebenarnya?"

"Apa itu penting?" Grace malah bertanya balik. Pasalnya ia sudah memilih panggilan winter jasmine untuk malam ini, khusus untuk menutupi identitasnya. Tak hanya Grace, semua wanita penghibur melakukan hal serupa, yakni mengubah namanya secara asal ketika berkenalan dengan client mereka.

"Aku baru pertama kali melihatmu di sini. Ayolah katakan siapa namamu sebenarnya?" suara serak Raymond Melton terdengar seperti memohon.

Grace malah membalasnya dengan senyuman menggoda. Ia berjalan pelan membawa tubuh Raymond merapat ke arah ranjang kingsize. Jari telunjuknya mendorong tubuh kekar Raymond sampai terhempas ke atas ranjang, disusul Grace yang segera menaiki tubuh lelaki itu, tepat di atas otot- otot perutnya yang sixpack.

"Berhenti untuk mencari tahu siapa namaku. Lebih baik kita bersenang-senang." ucap Grace disertai kerlingan nakalnya.

"Yah, itu ide bagus." Senyum Raymond mengembang. Ditatapnya lekat wanita yang duduk di atas tubuhnya tersebut. Tak ingin membuang waktu lama, Raymond menarik punggung Grace mendekat. Hingga kening keduanya bersentuhan, dan ciuman panas itu kembali terjadi. Kali ini lebih intens dan lama.

Detik berikutnya Raymond membalik tubuh Grace hingga keduanya bertukar posisi. Well, sekarang Raymond lah yang memimpin.

"You driving me crazy." erang Raymond lirih. Ia meraih kedua tangan Grace mencekalnya kuat-kuat dan menguncinya di kedua sisi. Dan kini pemandangan erotis itu terpampang di hadapan Raymond.

Grace memejamkan mata tanpa bisa melakukan apapun karena kedua tangannya terkunci. Raymond benar-benar membuatnya tersiksa. Ia hanya bisa mengatur napasnya yang sudah tak karuan ketika lidah Raymond mulai menjelajahi ceruk leher Grace. Kemudian beralih ke dada, perut dan seterusnya.

Hawa dingin dari pendingin ruangan kamar hotel tempat keduanya berada kini tak lagi terasa. Berganti dengan suasana panas yang ditimbulkan dari pergumulan keduanya.

Grace hanya bisa mendesah, melenguh dan meringis ketika lidah itu menyentuh titik-titik erotis yang membawanya ke puncak kenikmatan yang tiada tara.

. . .

Tepat pukul empat dini hari, Grace sengaja meninggalkan Raymond yang tengah tertidur pulas di ranjang kingsize hotel tempat mereka menginap. Tak lupa Grace juga menyikat habis uang tunai dari dompet lelaki yang sudah menidurinya tersebut.

Grace menyeringai, kemudian mengembalikan dompet itu ke tempat sebelumnya setelah apa yang ia butuhkan sudah di tangan, dan menyisakan kartu-kartu premium di dalamnya. Bisa Grace simpulkan pemuda ini sangat kaya. Well, tak masalah jika hanya kehilangan beberapa puluh ribu dolar saja.

Grace langsung meninggalkan hotel dan berharap tidak akan bertemu dengan lelaki itu lagi.

TO BE CONTINUED

TINGGALKAN VOTE DAN KOMENTAR KALIAN DI PART 1 INI GUYS

Silahkan lanjut baca ke part 1 ya bebs...

LUCKY BITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang