PART 17 : BAD CHRISTMAS EVER

3K 131 30
                                    

WELCOME TO PART 17

PENGEN TAU SIAPA AJA YANG MASIH BACA CERITA INI?

PENGEN TAU SIAPA AJA YANG MASIH BACA CERITA INI?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SO, HAPPY READING AND ENJOY GUYS

Raymond mengulurkan tangannya perlahan, sementara Grace terdiam sambil menahan napas. "What's wrong?" tanya Grace bingung.

Raymond menahan Grace tetap pada posisinya, lalu ibu jari Raymond terulur menyentuh bibir Grace yang terdapat noda cokelat di sana.

Grace menelan ludahnya susah payah lalu mengembuskan napas perlahan. "Oh, i see," ucap Grace lirih.

Raymond bangkit dari tempat duduknya dan beralih ke samping Grace. Refleks Grace bergeser memberi ruang untuk Raymond. Dengan tangan sedikit gemetar, ia kembali mengambil cangkir cokelat itu dan menenggaknya, sebagai pengalihan.

"Grace." Raymond berkata lirih di telinga Grace yang masih terhalang helaian rambut. "Why'd you so nervous?"

"I'm not," bantah Grace cepat sambil menoleh mengahadap Raymond. "I think, we have to take a rest..., or some sleep." Grace berdalih kemudian menutup mulutnya yang menguap karena rasa kantuk yang menyerang.

Terlihat dari raut wajahnya, Raymond tampak tidak setuju. Tapi Grace malah bergegas bangkit dari sofa. Dengan gerakan  tangan Raymond menahannya dan membuat Grace kembali terjatuh di sofa.

"There's something i have to tell you," kata Raymond.

Grace menatapnya tak tertarik, sambil memutar kedua bola matanya malas. "Jika tidak penting, kita bisa membicarakannya besok," sergahnya.

Raymond langsung menangkup wajah Grace dengan telapak tangannya, menatap Grace penuh damba. "Grace, i really Miss you, don't you know?" ungkap Raymond berharap Grace tetap tinggal.

Mendengus, Grace membuang wajahnya ke arah lain. Ia tahu pasti apa keinginan pemuda ini. "We're in the wrong time, wrong situation." Grace menolak halus, ia berusaha sebisa mungkin untuk tidak melakukannya malam ini. Suasana hati Grace masih sangat kacau.

"But, i miss you so," rayu Raymond, sambil menyatukan dahi mereka.

Grace memejamkan mata dan menarik napas berat. " I'm sorry, i can't," balas Grace berat hati. Ada rasa mengganjal di hati Grace ketika menolak Raymond, seperti bukan keinginan sebenernya. Namun, Grace pikir saat ini bukanlah waktu yang tepat.

Perlahan Grace menarik wajahnya mundur, ia menatap ke dalam sepasang iris abu-abu Raymond yang melukiskan kekecewaan di sana. "I'm so sorry," ulang Grace penuh sesal.

LUCKY BITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang