15. Kesepian

131K 5.3K 90
                                    

H o l a

|

|

|

Note: jika ada typo komen aja ya




Happy reading


Anna berlari menyusuri koridor gedung universitas menuju perpustakaan. Saat sudah selesai kelas, Anna langsung mencari Siska karena entah kenapa Siska tak masuk kelas hari ini. Tadi Anna bertanya pada teman sekelasnya apakah ada yang melihat Siska mereka menjawab Siska berada di perpustakaan membuat Anna bingung karena Siska sangat anti dengan perpustakaan.

Nafas Anna memburu, ia menumpu kedua tangannya diatas lutut dan mencoba mengatur nafasnya. Anna sangat ingin menanyakan sebenarnya ada apa dengan Siska? Kenapa bisa berhubungan dengan salah satu dosen mereka.

Anna kembali menegakkan tubuhnya, membuka pintu perpustakaan yang terbuat dari kaca tebal itu pelan, rasa dinginnya AC menerpa kulitnya yang putih susu.

Anna mengedarkan pandangannya mencari sosok perempuan berambut blonde itu, kenapa perpustakaan ini sepi sekali? Pikir Anna heran.

Anna berjalan ke arah belakang rak khusus jurusan komunikasi karena mendengar suara getaran ponsel yang tak terlalu keras.

"Siska." Gumam Anna melihat seorang perempuan yang tertidur dengan rambut yang menghalangi wajahnya.

Anna duduk diseberang Siska, menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Siska. Lingkar hitam di mata Siska membuat Anna bingung, apakah Siska bekerja di club lagi? Karena saat itu Siska pernah bekerja di club dan matanya selalu ada lingkar hitam karena mungkin kurang tidur.

Anna menatap layar ponsel Siska yang terlihat menyala karena ada orang yang menelepon.

Mr. Antonio

Anna mengerutkan dahinya entah kenapa perasaannya mengatakan jika Siska sedang tidak baik-baik saja.

Baru saja Anna akan mengambil ponsel milik Siska tetapi Siska sudah bangun terlebih dahulu membuat Anna seketika terkejut.

"Siska." Anna menatap Siska yang menatapnya dingin.

Siska membuang pandangannya, mengambil ponselnya lalu beranjak dari sana.

"Siska tunggu." Anna menahan lengan Siska yang akan pergi.

"Lepas." Ketus Siska tanpa menatap Anna.

Anna menggelengkan kepalanya "Ngga, Anna mau bicara sama Siska." Kata Anna membuat Siska menatapnya jengah.

"Kita bukan teman lagi Anna jadi tidak ada yang perlu dibicarakan lagi." Kata Siska terdengar tegas sembari melepas cekalan Anna pada tangannya dengan kasar lalu pergi dari sana.

Anna menatap nanar punggung Siska yang terus menjauh, hatinya berdenyut sakit. Bukan teman? Kenapa Siska berkata seperti itu? Apa salah Anna?

"Siska." Gumam Anna dengan matanya yang memanas, Siska adalah teman dekat satu-satunya yang berada di sini karena Anna orang yang termasuk introvert cukup sulit bergaul dengan orang lain.

Anna mengusap air mata yang membasahi pipinya, Anna tak mau kehilangan teman karena ia tak mau lagi kesepian. Anna berjalan keluar perpustakaan dengan langkahnya yang lesu.

Tak menyadari jika Siska menatapnya sendu dibalik pilar yang tak jauh dari pintu perpustakaan.

Maaf Anna. Batin Siska tersenyum miris akan nasibnya sendiri.

The Lecturer Obsession [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang