25. Kekecewaan?

101K 5.2K 219
                                    

H e l o

H a l o

Jemurannya udah kering? Digantungnya kelamaan ngga sih? Ahaha :v

Happy Satnight dah ya 🌙

~

Happy Reading





"Ada yang bisa saya bantu miss?" Seorang sekretaris lelaki menyambut Anna dengan ramah.

Anna tak menjawab ia lebih memilih masuk ke dalam ruangan Kenan.

"Miss Mr. Alejandro sedang.."

Terlambat, perkataan lelaki itu terpotong karena Anna sudah terlebih dahulu membuka pintu ruangan Kenan.

Anna menatap Kenan nanar yang sedang memakai kemejanya, hatinya berdenyut sakit. Kenan benar-benar tega melakukan ini pada Anna.

"Anna?" Kenan menatap Anna terkejut.

Kenan mengkode sekretarisnya agar pergi dan menutup kembali pintunya.

Kenan menghentikan kegiatannya, berjalan mendekati Anna yang menatapnya kecewa. Ada apa dengan Anna?

"Kau tahu kantorku?" Tanya Kenan heran, karena ia belum pernah memberitahu Anna alamat perusahaannya.

Nafas Anna memburu mendorong tubuh Kenan yang akan mendekatinya "Bajingan!" Pekik Anna histeris.

"Anna." Geram Kenan menahan serangan Anna padanya.

Anna menangis ia memukuli tubuh Kenan penuh emosi, hatinya yang berdenyut sakit ia lampiaskan pada Kenan.

"Anna kau kenapa?" Tanya Kenan kesal karena Anna terus menangis dan memukuli dirinya.

"Pembohong! Hiksss.." Anna menangis histeris, ia terus menyerang Kenan dengan tangan mungilnya.

Kenan menarik Anna ke dalam pelukannya, memeluk Anna erat agar tak lagi memukulnya.

"Pembohong hiksss.. Anna benci Kenn." Isak tangis Anna terdengar pilu.

"Anna." Geram Kenan tak terima karena perkataan Anna.

Anna mencoba melepaskan diri dari Kenan tetapi sulit, Anna terus menangis membuat tubuhnya melemah.

"Anna mau putus." Kata Anna disela-sela tangisannya.

Rahang Kenan mengeras, melepas pelukannya dan berganti mencengkeram kedua bahu Anna.

"Kau bilang apa?" Geram Kenan menatap Anna tajam.

Anna tak menjawab ia terus menangis membuat Kenan benar-benar kesal.

"Anna kutanya kau kenapa?" Bentak Kenan karena Anna hanya terus menangis.

"Hikss Kenn tidur dengan Bianca.." Jawab Anna bergetar merasa hatinya berdenyut sakit.

"Itu menjijikan membuat Anna muak." Kata Anna menatap Kenan kecewa.

Kenan terdiam sesaat, berpikir mungkin Anna tadi bertemu dengan wanita gila itu. Lalu Bianca berbicara yang tidak-tidak pada Anna.

"Aku tidak pernah tidur dengan wanita gila itu." Kata Kenan jujur menatap Anna.

"Pembohong!" Pekik Anna dengan tangisannya yang belum reda.

"Anna.." Geram Kenan kesal.

"Ini buktinya, Kenn akan beralasan apa lagi?" Tanya Anna penuh kekecewaan sembari meremas kemeja Kenan.

Kenan menghembuskan nafasnya, mencoba sabar menghadapi Anna. Sepertinya Anna salah paham pada dirinya yang berganti baju.

Kenan menarik Anna ke meja kebesarannya. Anna memberontak tetapi tetap saja kalah oleh Kenan yang benar-benar kuat.

"Diam!" Bentak Kenan karena Anna tak mau diam yang duduk dipangkuannya.

Anna menepis tangan Kenan yang berada diatas pahanya, matanya menatap layar laptop Kenan yang menampilkan CCTV ruangan ini.

"Aku rasa wanita gila itu sungguh berbicara yang tidak-tidak padamu." Kata Kenan sembari menatap layar laptopnya.

Anna tak bersuara, matanya fokus menyaksikan layar laptop Kenan yang memperlihatkan Kenan sedang bekerja.

Sesaat kemudian Kenan terlihat pergi ke kamar mandi, lalu Bianca masuk ke dalam ruangan Kenan. Bianca terlihat mengedarkan pandangannya cemas lalu mengambil ponsel Kenan.

Anna pikir Bianca sedang mengirim pesan padanya.

Kenan terlihat keluar dari kamar mandi sesaat Bianca sudah meletakkan kembali ponsel milik Kenan.

Bianca terlihat ingin mendekati Kenan, tetapi Kenan benar-benar menolaknya dengan kasar.

Wanita itu benar-benar gatal ia terus mendekati Kenan sampai tak sengaja menumpahkan sisa kopi ke kemeja Kenan.

Kenan terlihat marah, ia menyeret Bianca keluar dengan kasar lalu menutup pintunya. Kenan berganti baju lalu tak lama Anna masuk ke dalam ruangan.

Kenan menghentikan video CCTV nya, menghembuskan nafasnya kasar tepat di atas kepala Anna.

Anna terdiam, ia benar-benar lega setelah melihat video itu. Wajah Anna memerah, ia tak berani menatap Kenan. Anna malu ia sudah menangis tetapi ini semua hanya salah paham.

"Sepertinya sangat sulit bagimu untuk mempercayaiku." Kata Kenan terdengar berat membuat Anna memeluk lengan Kenan.

Kenan memainkan surai lembut milik Anna. Anna begitu polos dan terlalu mudah percaya pada orang lain membuat Kenan cemas bagaimana jika Anna dibodohi orang lain diluar sana.

"Kau tidak berniat mempercayaiku?" Tanya Kenan membuat Anna membalikkan tubuhnya.

Anna memeluk leher Kenan erat "Anna percaya Kenn." Gumam Anna merasa bersalah pada Kenan.

"Jangan terlalu mudah percaya pada orang Anna, itu akan menyakiti dirimu sendiri." Kata Kenan tegas membuat Anna menganggukkan kepalanya kecil.





Yang udah digantung, ternyata semua cuma salah paham.

Dipersilahkan tabok onlen authornya.

Tapi kalo udah ditabok mau ngambek🤣

Byebye🖐️

Eh VOTE dong kaya chapter sebelumnya, banyak tuh votenya kan jadi seneng liatnya:)

The Lecturer Obsession [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang