H e l o
Happy satnight 🌙
And
Happy reading
~
Kenan membaca dokumen yang ada ditangannya, kontrak kerjasama yang sangat menguntungkan.
"Tuan mendapat telepon dari tuan Betrand." Kata Jhon pada Kenan.
Kenan mendengus kesal, menatap layar ponselnya yang menampilkan sebuah panggilan dari ayahnya.
"Cari keberadaan Anna." Perintah Kenan yang diangguki Jhon patuh lalu keluar dari ruangan Kenan.
Kenan menjawab panggilan dari ayahnya, raut wajahnya terlihat datar.
"Datang ke rumah, ada yang ingin aku sampaikan."
Panggilan terputus sepihak, Kenan mengepalkan tangannya. Rubah tua itu selalu mengusik ketenangannya.
Kenan beranjak dari duduknya, berjalan keluar ruangan dengan langkah lebarnya.
"Amankan Anna." Perintah Kenan pada Jhon.
"Nona Anna berada di apartemen, dan sudah dijaga oleh para anak buah." Kata Jhon sembari mengikuti langkah Kenan.
Kenan mempunyai firasat jika Betrand meminta dirinya datang adalah untuk hal yang tak baik.
Semenjak ibunya meninggal, Kenan tak pernah berbicara santai seperti ayah dan anak. Kenan membenci Betrand, dan akan selalu seperti itu.
Kenan tahu jika ia tak datang, rubah tua itu pasti akan mengusik kelemahannya.
Anna, kini ia mempunyai kelemahan. Sebenarnya tanpa Anna ketahui, Anna dijaga ketat oleh Kenan melalui pengawasan orang suruhannya.
Kenapa melakukan itu? Karena Betrand tak ingin melihat Kenan bahagia.
**
Mobil yang ditumpangi Kenan akhirnya sampai disebuah mansion yang terlihat mewah.
Kenan turun dari mobil, raut wajahnya sangat tak bersahabat. Seperti singa yang siap menerkam siapapun yang mengusik ketenangannya.
"Kenan." Bianca terlihat senang dengan kedatangan Kenan.
Lihat saja, Bianca sudah berdandan dan memakai pakaian yang menggoda untuk menyambut kedatangan Kenan.
Tetapi, Kenan terlihat tak tertarik sama sekali. Bahkan menepis tangan Bianca kasar saat akan menyentuhnya.
Bianca tak menyerah, ia terus mencoba mendekati Kenan.
"Kenan kau akan menginap kan?" Tanya Bianca terlihat penuh harap.
Kenan tak menjawab ia terus melangkah menuju ruang tengah yang terdapat ayah dan ibu tirinya.
"Ada apa?" Tanya Kenan menatap Betrand datar.
"Kau tidak mempunyai sopan santun?" Tanya Betrand sinis menatap Kenan dengan nada suaranya yang tinggi membuat Bianca seketika terdiam takut.
"Tidak." Jawab Kenan datar.
Betrand mendengus, ia melemparkan sebuah foto pada Kenan. Tetapi, Kenan tak melihatnya sama sekali karena ia tahu itu pasti wanita yang akan dijodohkan dengannya lagi.
"Minggu depan makan malam dengan keluarga Jafna, putri sulungnya sudah pulang dari Rusia. Kita akan mengatur pernikahanmu secepat mungkin." Kata Betrand to the point.
Bianca menatap ayahnya tak terima, tetapi ia tak berani mengatakan karena Betrand begitu menyeramkan saat marah.
Sedangkan Kenan raut wajahnya sudah terlihat murka. Menatap ayahnya begitu tajam.
"Jangan pernah mencampuri hidupku." Kata Kenan penuh penekanan.
Betrand menatap Kenan tajam "Kau tidak bisa menolak." Kata Betrand keras kepala.
Sedangkan Berly ia menatap Kenan iba, ia kasihan pada Kenan yang terus dipaksa mengabulkan keinginan suaminya.
Berly tahu jika Kenan membencinya, tetapi Berly tak pernah sedikitpun membenci Kenan.
"Kau tidak bisa mengaturku." Kata Kenan dengan matanya yang membara menahan amarah.
Betrand melemparkan gelas yang sedari tadi ia pegang. Ia benci Kenan yang pembangkang.
"Kau pikir aku akan diam saja melihatmu bersama gadis itu?" Sinis Betrand terlihat sedang mengancam.
Anna, Kenan tahu jika Betrand sedang membicarakan Anna.
"Dia begitu rendahan untukmu Kenan." Kata Betrand dengan nadanya yang tinggi.
Kenan menatap Betrand tajam, ia hafal kemana jalan pikiran Betrand jika ada orang yang menjadi penghalang rencananya.
"Ayah akan.."
"Ku bunuh kau jika berani menyentuhnya." Kata Kenan penuh penekanan menatap Betrand nyalang.
Aura intimidasi Kenan menguar, Betrand benar-benar berhasil membuat Kenan murka.
Kenan pergi dari sana meninggalkan Betrand yang terlihat marah.
"KENAN!" Bentak Betrand murka.
Betrand benci orang pembangkang dan ia benci melihat Kenan bahagia diluar kendalinya.
**
"Kenn?" Anna seketika membereskan buku-bukunya, menatap Kenan yang baru saja datang ke apartemennya.
Raut wajah Kenan yang marah sebenarnya membuat Anna takut. Siapa yang berani membuat Kenan marah?
Anna menarik Kenan untuk duduk disofa, lalu naik ke atas pangkuan Kenan. Memeluk tubuh Kenan erat, menghirup aroma khas tubuh Kenan yang ia hafal.
Rahang Kenan yang mengeras dan nafasnya yang memburu, membuat Anna tahu jika Kenan benar-benar sedang menahan murka.
Lama Anna memeluk Kenan sampai sorot mata Kenan yang tadi menajam kini kembali normal.
Nafasnya sudah tidak memburu, dan rahangnya tak lagi mengeras. Anna berhasil meredakan amarah Kenan yang akan meluap.
Kenan memeluk tubuh mungil Anna erat, mengecupi leher Anna membuat Anna terkekeh geli karena terkena jambang tipisnya.
"Kenn stop." Kekeh Anna meremas kemeja depan Kenan.
Pikiran Kenan melayang pada Anna, Kenan tak akan pernah membiarkan siapapun menyentuh Anna.
Kenan berjanji pada dirinya sendiri, siapapun yang menyakiti Anna akan ia bunuh dengan tangannya sendiri.
Sweet banget si om mau bunuh orang yang berani nyentuh Anna🤣
Buat kalian yang pernah kesel atau maki-maki Anna, hati-hati ntar dikejar pak dosen ini xixi :v
Jangan lupa VOTE yep
SEE YA🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lecturer Obsession [21+] [END]
RomanceWARNING : MATURE 21+, VULGAR, ROMANCE Annatasha Margaretha hanya ingin hidup dengan tenang di masa kuliahnya menjalani hari-hari kehidupan kuliah seperti yang lainnya. Namun, itu semua sepertinya hanya mimpi karena Anna merasa setiap langkahnya sela...