22. Siapa Dia?

105K 5K 138
                                    

H a i 🖐️

Happy satnight 🌙

Kalo ada yg typo komen ya, nanti Lyn perbaiki. Ini waktunya mepet banget lg sibuk:'

Happy Reading


Anna menatap Siska yang keluar kelas tanpa dirinya, Anna ingin mengajak Siska pulang bersama tetapi Siska sepertinya sungguh enggan berteman lagi dengannya membuat Anna sedih.

Anna memasukkan buku dan alat tulisnya ke dalam tas lalu berjalan keluar kelas, Anna merasa lapar karena ia melewatkan jam makan siang.

"Aku rasa dia pacarnya."

"Sungguh? Dia terlihat sangat cantik tetapi make up nya terlalu tebal."

"Ya mungkin dia cantik karena make up nya tebal."

"Hahaha bisa jadi, tapi aku pikir kenapa Mr. Alejandro mau dengannya."

"Bukankah cinta itu buta?"

"Ah sial aku iri sekali jika wanita itu sungguh pacar Mr. Alejandro."

Anna seketika menghentikan langkahnya saat melewati beberapa mahasiswi yang sedang membicarakan Kenan.

Pacar Kenan?

Seketika jantung Anna berdebar cepat, kenapa mereka membicarakan pacar Kenan? Pikir Anna membuat perasaannya campur aduk.

"Sepertinya mereka sedang berduaan di ruangan Mr. Alejandro."

Perkataan mahasiswi itu semakin membuat Anna merasa cemas, sungguh Kenan sedang berduaan dengan wanita lain? Hatinya berdenyut sakit memikirkan tentang itu.

Anna kembali melanjutkan langkahnya, ia penasaran apakah perkataan mahasiswi itu benar.

Sekarang sudah petang, membuat kampus lumayan sepi hanya tersisa beberapa mahasiswa yang sibuk dengan kegiatannya.

Anna memasuki lift, menekan angka lantai khusus ke ruangan Kenan. Jantungnya berdebar cepat, ia mencoba menepis pikiran buruk tentang Kenan.

Tidak mungkin Kenan mengkhianatinya kan?

Anna keluar dari lift saat pintu lift terbuka, menatap koridor didepannya yang terlihat sangat sepi.

Anna mencoba menormalkan degup jantungnya, ia tidak siap untuk patah hati tetapi Anna penasaran apakah Kenan sungguh mengkhianatinya?

Anna berjalan dengan langkah yang pelan, matahari yang mulai tenggelam membuat koridor ini terasa gelap karena lampunya belum dinyalakan.

Anna berdiri di depan pintu hitam besar ruangan Kenan, jantung sungguh tidak bisa dikendalikan karena berdebar semakin cepat.

Dengan ragu Anna mengscan sidik jarinya membuat pintu ruangan Kenan terbuka.

Anna membuka pintu ruangan Kenan pelan, lalu seketika mematung menatap seorang wanita yang dengan kancing kemejanya terbuka sedang mendekati Kenan.

"Siapa kau berani masuk kesini?" Tanya wanita itu sinis menatap Anna terkejut.

Tatapan Kenan jatuh pada Anna yang terlihat bergeming, ia menyentakkan tangan Bianca kasar yang menyentuh lengannya membuat wanita bernama Bianca itu terkejut.

"Kemari Anna." Kata Kenan dengan suara beratnya memecah lamunan Anna.

Anna meremas tali tas miliknya, ia tak tahu harus apa lagi. Tanpa sadar Anna melangkahkan kakinya menghampiri Kenan, tak memedulikan wanita itu yang menatap Anna tajam.

"Siapa dia Kenan?" Tanya Bianca terlihat kesal menatap Anna.

Kenan menarik Anna ke atas pangkuannya "Kekasihku." Jawab Kenan sembari mengelus pipi Anna.

Bianca menatapnya terkejut, nafasnya memburu menatap Anna benci.

"Pergilah." Kata Kenan datar menatap Bianca dingin.

"Kenan." Rengek Bianca menatap Kenan tak percaya.

"Jika tak ingin melihat kami bercinta disini." Kata Kenan membuat Bianca benar-benar marah.

Bianca berdecak kesal, ia mengancingkan kembali kemejanya lalu pergi dari sana dengan rasa amarah yang membara.

Jalang kecil sialan. Batin Bianca ia tak akan pernah merelakan Kenan dengan jalang itu.

Kenan menatap datar pintu ruangannya yang tertutup, lalu tatapannya jatuh pada Anna yang terdiam.

Kenan mengangkat dagu Anna agar menatapnya "Kau marah?" Tanya Kenan pada Anna datar.

Anna menggigit bibir bawahnya pelan, menatap Kenan dengan mata yang berkaca-kaca.

"Apa yang Kenn lakukan dengan wanita itu?" Tanya Anna pelan.

"Aku tidak melakukan apapun." Jawab Kenan jujur menatap mata Anna yang berkaca-kaca.

"Tapi kenapa.."

"Dia yang membukanya sendiri." Kata Kenan memotong perkataan Anna.

"Siapa dia?" Cicit Anna dengan kepalanya yang menunduk.

Kenan mengusap air mata Anna yang membasahi pipinya, Kenan mengerti apa yang Anna rasakan.

"Adik tiriku." Jawab Kenan membuat Anna menatapnya.

Anna terdiam, seketika ia ingat dengan wanita yang saat di restoran itu berpelukan dengan Kenan. Anna rasa itu wanita yang sama karena postur tubuh dan rambutnya sangat mirip dengan wanita itu.

"Kenapa dia.."

"Trust me." Kata Kenan memotong perkataan Anna yang ia tahu kelanjutannya.

Anna menatap Kenan dalam, tatapan Kenan sungguh tak bisa Anna baca. Entah apa yang dipikirkan oleh Kenan.

Anna mengalungkan tangannya di leher Kenan, menenggelamkan wajahnya di leher Kenan. Anna takut patah hati tetapi ia memutuskan untuk mempercayai Kenan, walaupun ia bingung kenapa adik tiri Kenan seperti itu perilakunya.

Anna sudah bergantung pada Kenan, walaupun Kenan terkadang kasar tetapi Anna sungguh tak mau kehilangan Kenan.

The Lecturer Obsession [21+] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang