CHAPTER 21

97 12 15
                                    

"Kalau dia nyebarin ke anak-anak di kampus gimana baby? Terus kalau dosen-dosen lain tahu gimana? Trus ntar mereka mikir buruk dong sama aku dan kamu. Ahhhhh!" ungkap ku panik pada Surya lalu mengigit jempol ku.

"Sayang.. heii.. sayang.. tenang dulu yah." ia menggenggam tanganku dan menatapku.

"Semua pasti akan baik-baik saja. Aku akan mencari tahu siapa orang di balik ini semua. Kamu tenang aja." sambungnya lagi sambil menepuk lembut pundak ku.

"Mana nomor handphonenya sini, biar aku hubungi dia." Surya mengambil handphone milikku lalu menelpon melalui handphonenya.

"Bagaimana baby? Bisa tidak?" tanya ku gelisah menatap dirinya.

"Nomor ini nggak aktif. Mungkin dia sengaja menonaktifkannya. Aku akan mencobanya lagi nanti sayang."

"Hmm.. baiklah baby. Semoga ia tidak menyebarkan itu dengan cepat. jawabku.

"Kalau dia meneror kamu lagi langsung kabari aku ya sayang. Jangan pernah kamu pergi sendirian sekarang. Semua akan baik-baik saja sayang." ia berusaha menenangkan ku.

"Baiklah baby." jawabku sambil tersenyum namun hatiku gelisah.

Lalu Surya menghantarkan aku pulang ke rumah. Hati ku masih saja gelisah memikirkan siapa orang misterius yang mengirimkan pesan itu.

"Makasih ya baby udah ngantar. Aku turun dulu. Kamu hati-hati di jalan ya." ucapku.

"Sini kemari lah sebentar sayang. Aku ingin memelukmu." jawabnya.

Aku mendekatkan tubuhku dan kami saling berpelukan. Lalu ia mengecup keningku dengan lembut.

"Semua akan baik-baik aja sayang. Kamu jangan pikirin itu semua ya." ucap Surya sambil membelai rambutku.

"Iya baby. Hati-hati di jalan ya. Love you." ucap ku tersenyum lalu turun dari mobilnya. Surya pun melanjutkan perjalanan ke rumahnya.

*****

Setiba di kamar aku meletakkan tas ku dan membuka sepatuku. Aku bergegas mandi untuk menghilangkan penat yang terasa.

"Bip! Bip!" sebuah pesan masuk. Aku berjalan menuju meja rias tempat handphoneku berada. Aku membaca pesan itu.

Alexander
"Stell kita bisa ngobrol nggak untuk terakhir kalinya. Gue mau kita nggak ada salah paham lagi. Gue mau ikhlasin semua yang terjadi. Please."

"Gue temui nggak dia ya? Ntar Surya salah paham lagi. Tapi gue juga mau semua baik-baik aja." gumam ku di atas kasur.

"Hmmm.. apa gue temui aja kali ya tanpa Surya tahu. Kan ini masalah gue ama Alex. Iya deh gitu aja." gumam ku lagi.

"Oke Lex.. tapi aku nggak bisa lama. Kita ketemu di pantai kemarin besok sore." balas ku pada Alexander.

Akhirnya aku memutusakan untuk menemui Alexander sepulang kampus.

"Apa Alexander ya orang di balik ini semua? Kenapa dia tiba-tiba ngajak ketemuan habis si peneror itu ngirimi gue pesan. Tapi apa mungkin? Ahh tahu ahh gue tidur aja kali ya." aku berkata pada diriku sendiri. Lalu aku pun tidur karena merasa lelah.

*****

"Pagi Stella.." panggil Aditya dari belakang saat aku memasuki loby kampus.

"Hei Adit." sapa ku tersenyum.

"Hari ini kita jalan-jalan yuk." ajak Aditya antusias.

"Yahhh.. hari ini gue ada janji ama teman Dit. Maaf ya. Lain kali aja." jawabku. Aku memang sudah janji pada Alexander kalau hari ini kami akan menyelesaikan semuanya.

AURISTELLA SOULMATE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang