CHAPTER 6

140 19 9
                                    

"Bukan apa-apa bu. Kami tadi hanya mengobrol sebentar dan sepertinya Ella sedikit malu-malu denganku. Karena kami masih tahap pendekatan dan belum terbiasa satu sama lain." ucap Surya berbohong menutupi kejadian sebenarnya sambil menyengir seolah adegan kiss tadi tidak pernah terjadi. Lalu ia berjalan mendekat dan bergabung kembali dengan orang yang berada di meja makan.

"Awas lo Ell! Gue akan balas karena lo udah berani curi first kiss gue. Seumur gue hidup mana ada cewek yang berani nyium gue. Lo pikir dengan begitu gue bakal batalin perjodohan ini. Nggak bakalan. Justru gue bakal percepat kita nikah. Biar tahu rasa lo!" gerutu hati Surya yang geram akan sikap ku tadi.

"Kalian berdua kenapa lucu sekali. Anak muda jaman sekarang berbeda dengan kita dulu ya bu." mama merespon penjelasan Surya sambil bertanya kepada Ibu Surya.

"Iya bu, gimana nanti mereka udah nikah ya? Pasti bakal awet dan romantis dong keluarganya. Saya jadi nggak sabar loh bu. Hihihi." jawab Ibu Surya sambil menatap mama ter lebar.

"Awet? Romantis? Ih apaan si bu. Hal itu sama sekali tidak akan pernah terjadi? Yang ada tiap hari hidup kayak perang militer." gerutu Surya dalam hati sambil meneguk segelas air putih dan matanya melirik ke arah ibu dan mama yang sedang asik bercerita.

"Mereka pasangan yang serasi. Tampan dan cantik. Mereka pasti akan bahagia nantinya. Aku bahagia akhirnya kita akan menjadi besan Dim." ucap papa dengan hati yang berbunga bunga layaknya ABG yang lagi jatuh cinta.

"Iya Hen. Aku bahagia mendengar kabar baik ini sahabatku." ucap Ayah Surya yang juga tersenyum selebar samudra menanggapi kata-kata papa yang terlalu berlebihan.

"Gue ada ide. Aku bakal ajuin pertunangan di percepat agar bisa membalas perbuatan si cewek reseh itu." desah hati lelaki berparas tampan itu sambil tersenyum tipis memikirkan rencananya itu.

"Surya kamu kenapa diam saja? Kalau kamu mau tahu Ella seperti apa kamu bisa hubungin aku." Kak Ansell menyadarkan Surya yang sedang melamun tingkat dewa untuk menyusun rencana julidnya.

"Ah? Iya Kak Ansell. Nanti kedepannya aku bakal butuh banyak bantuan kakak. Terima kasih sebelumnya kak." jawab Surya yang sudah tersadar dari lamunannya sambil menatap Kak Ansell dengan senyuman ramah.

"Kalau soal si Ella aku tahu banget lah. Secara dia adik aku. Sering-seringlah main ke rumah." jawab Kak Ansell dengan antusias.

****

Aku duduk dan berkaca di depan meja rias ku sambil memegang bibir mungil ku. Aku kembali teringat akan ciuman ku tadi bersama Surya.

"Harusnya gue first kiss ama pangeran tampan yang baik hati. Bukan ama cowok berhati dingin kayak dia. Nyesel banget sih gue sebenarnya. Tapi biarlah demi rencana gue." Aku bicara pada diriku sendiri sambil menatap gambar diriku pada kaca.

"Mereka ngomongin apa yah di bawah. Gue malu banget ketemu Surya. Tapi tadi kan dia kelihatan kesal bgt. Jangan-jangan dia suka batalin perjodohan itu? Asikk! Yeay! Yeay! Yeay!" aku berbicara sendiri sambil lompat kegirangan dan menari seperti orang gila yang tidak mengenal arti malu.

"Ella sayang! Kamu kenapa begitu? Kok nggak turun-turun ke bawah?" mama tiba-tiba bersuara dari balik pintu kamarku sambil tersenyum bingung melihat tingkah tadi.

"Ah! Mamaa... mengajetkan ku saja. Nggak apa-apa kok ma." ucapku sambil menyengir manja pada mama. Lalu mama mendekat kepadaku

"Sebegitu senangnya kah kamu bakal nikah sama Surya? Syukurlah mama juga bahagia kamu bisa menerima dia. Dia lelaki yang sopan dan baik sayang. Dia juga sangat tampan. Kalian pasangan yang serasi. Mama tunggu di bawah mereka sudah mau pulang." mama membelai rambutku lalu pergi meninggalkan ku sendiri di kamar. Aku terdiam mendengar perkataan mama barusan.

AURISTELLA SOULMATE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang