CHAPTER 3

143 19 43
                                    

"Aishh! Auh Jinja! sebel banget gue ama tuh cowok. Gemes ih pengen ubek-ubek wajahnya yang sok kecakepan!" aku mengendus lalu duduk terdiam di bangku mobil Cindy yang sedang berjalan menuju rumahku.

"Lo kenapa sih Ella? masa gitu doang lu mendadak badmood. Kan dia bener sih kalau dia nggak ada bilang kalau dia cakep kan lo sendiri yang bilang. Hihihi." Cindy tertawa melihat tingkah ku yang jengkel akan sikap Surya.

"Kayak apa sih dia? Gue penasaran deh." tanya Atta yang penasaran dengan sosok Surya. Aku hanya diam memendam rasa kesal ku.

"Please deh Atta nggak usah ngulang pertanyaan itu. Siapa suruh lu kelayapan tadi. Kepo kan lu jadinya." ledek Cindy yang daritadi sibuk berbicara sambil menyetir mobilnya.

"Dia emang cakep gila sih. Tapi kelakuannya itu loh udah kayak penjajah di tahun sebelum Indonesia merdeka. Ih sebel banget gue mah pokoknya." batinku dengan wajah yang cemberut menatap sepanjang jalan. Aku kembali terbayang akan wajahnya yang tampan itu.

"AURISTELLA!!!! HELLO ARE YOU OK?" teriak Cindy yang menyadarkan ku dari lamunanku.

"Kamjagiyah! Aigo Cindy! Lu ngomong kayak pakai megaphone toa tahu! kaget gue!" aku benar-benar terkejut dengan teriakan Cindy yang mendadak terdengar di telinga ku. Mataku melotot menatap matanya.

"Habisnya lu ngelamun gitu Ell." jawab Atta dari belakang yang seolah mendukung sikap Cindy.

"Habis bete banget gue ama si manusia petir. Ih sumpah yah kalau ketemu gue ubek-ubek mukanya kayak adonan donat!" aku mengungkapkan rasa kesal ku sambil mengepalkan salah satu tanganku seolah-olah ingin meninju.

 Ih sumpah yah kalau ketemu gue ubek-ubek mukanya kayak adonan donat!" aku mengungkapkan rasa kesal ku sambil mengepalkan salah satu tanganku seolah-olah ingin meninju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hahahhaha. Jangan marah-marah Ell ntar lo jatuh cinta. Wajah cowok tadi tipe lu banget." goda Cindy yang tertawa lepas tanpa beban

"Ih apaan! Nggak tuh! Kelakuannya buat gue ill feel banget. Jijay!" aku berusaha menepis pernyataan Cindy

"Wajah cowok Korea!" desah Cindy perlahan ke telinga ku sambil sambil mendekatkan wajahnya lalu menyengir.

"Apaan sih lu Cin. Udah ah gue udah mau nyampe rumah nih. Gue turun yah. Kalian hati-hati. Bye!" jawabku dengan cuek sambil menoyor keningnya lalu turun dan berganti posisi dengan Atta yang sudah duduk di sebelah Cindy.

"Kita balik dulu ya Ell, jangan bete lagi loh. Hihihi." goda Cindy menatap dengan jail.

Aku berbalik dan ingin mengatakan sesuatu kepada mereka.

"Gue mau ngomong nih!" aku menghentikan percakapanku agar mereka penasaran.

"Apa Ell?" tanya Atta penasaran.

"Kalian baik-baik ya di jalan. Siapa tahu abis pulang dari sini kalian jadian deh. Bye! Hahaha." seperti biasa aku selalu meledek kedua sahabatku dengan sengaja sambil membuka gerbang rumahku sore itu.

"ASEM BANGET SI LU ELLA! gue pikir apaan tadi." teriak Cindy yang wajahnya mendadak merah merona lalu melirik Atta. Mendadak mereka menjadi canggung satu sama lain.

AURISTELLA SOULMATE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang