CHAPTER 37

51 10 10
                                    

Hai!! Aku update kembali lagi
Sebentar lagi akan ending
Aku tidak sabar untuk cerita ini

Sebelum membaca ayo dengarkan lagu diatas. Kali ini aku mengambil lagu indonesia yang cocok dengan keadaan Stella dan Surya.

Happy Reading guys!❤❤🥺🥺

"Keadaanya pasien sudah membaik. Sekarang kita tinggal tunggu pemulihan saja. Selamat ya buk akhirnya penantian ibu dan keluarga datang juga." dokter pun pergi meninggalkan ruangan itu.

"Saya kenapa dokter?" tanya Surya sambil menggerakkan tubuhnya. Tapi dia kelihatan sulit untuk menggerakkan tubuhnya.

"Pelan-pelan saja pak. Semua akan kembali pulih setelah sekian lama bapak mengalami koma setelah kecelakaan enam bulan lalu. Yang penting semangat terus." ungkap dokter pada Surya.

Lalu Surya melatih sedikit demi sedikit menggerakkan tubuhnya. Perlahan-lahan dia mulai terbiasa dan terlihat mudah menggerakkan tubuhnya.

Aku menangis dalam diam menatap Surya yang sedang sibuk melatih kaki dan tangannya di depan mataku.

"Terima kasih banyak dokter." jawabku saat itu. Lalu aku menghapus air mataku agar Surya tidak melihatnya.

"Baiklah buk. Semoga Pak Surya lekas sembuh. Saya permisi dulu." lalu dokter pergi meninggalkan ruangan itu.

Lagi-lagi aku tidak kuasa menahan rasa sedih ku saat itu. Akhirnya Surya melihat tetesan air mataku saat itu.

"Hei sayangku. Jangan menangis. Kemari lah." panggil Surya padaku.
Surya memang tidak bisa melihat ku menangis. Hati nya pasti akan langsung sedih. Aku tahu betul akan hal itu.

Namun aku masih enggan untuk mendekat kepadanya karena aku sudah berjanji pada Aditya. Aku akan menikah dengannya ketika lulus kuliah dan setelah Surya sadar dari komanya.

"Hei.. Apa kamu masih marah padaku sayang?" tanya Surya membahas masalah enam bulan yang lalu. Bahkan hal seperti itu masih dia ingat. Bagaimana mungkin aku bisa mengatakan hal pahit ini kepadanya.

"Tidak. Bukan seperti itu." Aku mendekat kepadanya lalu duduk di samping nya.

Surya memegang tanganku. Dan menatap wajahku dengan sendu. Hal itu semakin membuat hati ku sakit. Dada ku terasa sesak saat itu.

"Sayang, maafkan aku. Aku tidak bermaksud menyakiti dirimu dengan cara menyamar menjadi peneror." ungkap Surya mengelus lembut jari jemari ku saat itu. Lalu dia spontan duduk saat itu.

"Pelan-pelan saja. Kamu baru saja pulih. Aku sudah tahu semua dari Kak Ansel dan aku juga sudah memaafkan dirimu." aku tersenyum enggan kepadanya lalu membantu dirinya untuk duduk.

"Sudah  berapa lama aku tidak sadarkan diri? Bahkan saat kamu lulus aku tidak ada di sampingmu. Maafkan aku sayang." ungkap Surya dengan raut wajah yang sedih.

"Sudah enam bulan. Tidak apa-apa karena hari itu datang bersamaan dengan sadarnya kamu dari koma. Jadi semua terasa sangat membahagiakan sekaligus menjadi kado terindah buatku. Jangan meminta maaf. Aku sadar karena aku kamu jadi mengalami hal seperti ini." mataku mulai berkaca-kaca lagi saat itu."

"Jangan sedih begitu. Bahkan jika aku mati demi kamu aku tidak akan pernah menyesalinya sayang." Surya menyentuh lembut pipi ku saat itu.

Aku hanya bisa diam dan tidak banyak bicara. Akhirnya hari dimana aku dan Surya berpisah akan tiba. Hatiku penuh dengan kegelisahan untuk menghadapi hal itu nanti.

AURISTELLA SOULMATE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang