CHAPTER 4

129 16 28
                                    

"Wajahnya memang tampan tapi sayang kelakuannya nihil. Mana ada cewek yang mau sama cowok model beginian. Yang ada jadian sehari langsung putus.Hihihi." ledekku dalam hati saat menatap Surya dengan pikiran yang sedang menertawainya.

"Ehm! Ehm! Sudah selesai tatap menatapnya? Tubuh kamu berat sekali nih." suara Surya menyadarkan ku dari lamunan ku saat itu.

"Maaf pak! Saya tidak sengaja!" ucapku dengan rasa malu saat Surya masih menatapku dingin. Lalu aku berdiri di posisi yang benar.

"Lain kali jalan lihat-lihat. Sepertinya kamu mulai terkena gejala katarak dini. Sering sekali menabrak orang." ucap Surya dengan tegas lalu bergeser posisi ke samping dan berjalan meninggalkan diriku di tangga kampus.

"Emang ada gitu pak katarak di usia muda?" aku spontan bertanya tanpa berpikir terlebih dahulu sambil berbalik badan menatap Surya dari belakang.

Tiba-tiba Surya berbalik arah dan menatapku. Lalu ia berkata "Lah! katanya mahasiswa terpintar masa pengetahuan umum saja nggak ngerti. Baru di jebak gitu aja udah bingung gimana kalau ikutan olimpiade bisa bisa pulang sebelum selesai kuis."

"Anjay banget nih dosen! sumpah pengen gue geprek nih mulutnya pakai cabe setan level seratus dengan ulekan sambel. serius deh!" Desah hati ku dan tatap ku sambil menyengir yang berusaha menyembunyikan rasa amarahku saat itu.

"Bapak juga aneh tiba-tiba bahas nya tentang katarak. Saya kan mahasiswa jurusan sastra bukan kedokteran jadi wajar saya bingung." aku berusaha menepis pernyataan Surya dengan percaya diri lalu tersenyum kaku layaknya anak yang dipaksa oleh ibunya untuk bersikap manis dihadapan tamu.

"Pandai juga nih anak kalau soal menjawab. Baiklah seperti ada banyak kesempatanku untuk mengerjainya.Hihihi." Batin Surya tertawa merencanakan sesuatu.

"Pokoknya besok jangan sampai telat! Kamu harus datang lebih awal daripada anak-anak lainnya. Harus kasih contoh yang baik. Mengerti!" ucap Surya dengan wajah dinginnya lalu ia melangkah hendak meninggalkan diriku disana dengan cuek.

 Mengerti!" ucap Surya dengan wajah dinginnya lalu ia melangkah hendak meninggalkan diriku disana dengan cuek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"IH NYEBELIN!!" ucap ku dengan nada yang sayup terdengar dari luar lalu menghentakkan kakiku.

"Kamu bilang saya nyebelin?" tanya Surya dengan tiba-tiba berbalik menatap diriku penuh rasa curiga.

"Ahh! Bapak salah dengar kali. Masa iya saya bilang bapak nyebelin. Nggak kok pak. Bapak mah keren lah masa nyebelin sih. Wouh! Hihihi." jawab ku sambil menyengir sambil mengacungkan jempol ke hadapannya.

"Bagus! Besok jangan sampai telat!" Ancam Surya padaku dengan mata tajamnya lalu pergi dari hadapanku. Seketika jempol ku berada pada posisi terbalik karena aku membalikkannya dengan cepat lalu wajahku mengejeknya dari belakang.

"Apes! Apes! banget hidup gue. Kuatkan hamba yah Tuhan! Tarik nafas! Buang! Huh!" keluhku sepanjang jalan menuju pintu keluar. Aku selalu melakukan itu saat sedang menahan emosiku.

AURISTELLA SOULMATE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang