CHAPTER 23

86 13 7
                                    

"Sayang kamu udah pulang?" tanya mama saat aku menaiki anak tangga.

"Hmm! Ya ma." jawabku datar tak bersemangat.

"Ayo makan dulu sayang." teriak mama saat aku sudah di pertengahan anak tangga.

"Udah makan tadi ma. Aku masuk kamar dulu ya." teriak ku lesuh. Aku berjalan dan tiba di depan pintu.

"Wooii! Darimana aja lo?" tanya Kak Ansell berjalan mendekatiku.

"Suka suka gue lah mau darimana kek! mau daritadi kek! Kepo banget sih Kak Ansell." ketus ku.

"Nyantai dong! Kok ngegas gitu pakai urat lagi." Kak Ansel mencubit pipi ku sambil tersenyum. Namun aku hanya menatapnya kesal.

"Awas! Apaan sih Kak Ansell!" aku menepis tangannya.

"Jangan ganggu gue! Gue lagi nggak mood!" aku masuk ke dalam kamar dan menutup pintu dengan keras.

"Ella lo lagi PMS ya! Nyantai aja dong! Huuuh.." teriak Kak Ansel dari luar kamar.

"BERISIIKKK!!" teriak ku dari dalam kamar. Aku terdiam di dalam kamar.

"Lagi- lagi kami bertengkar. Kenapa sih pacaran itu harus ribet! Nggak bisa apa kayak di drama korea aja. Yang lebih banyak uwuu nya daripada berantemnya!" ucapku kesal sambil merengek di dalam kamar.

"Sumpah gue kesal banget ama Surya! Argghhh!" teriak ku kesal. Air mataku jatuh lagi.

Aku memilih tidur daripada memikirkan Surya dan Sara. Namun tiba-tiba handphone ku berdering. Aku pikir Surya yang menelpon, ternyata Aditya.

"Ya Dit.." jawabku lesu tak bersemangat.

"Hai Stella.. loh kenapa suara lo? kok sedih gitu?"

"Nggak apa-apa kok Dit." jawabku menahan tangis ku.

"Stell.. gue kan sahabat lo, kalau ada masalah cerita aja ama gue. Jangan di pendam ntar lo sakit loh. Gue ini kan sahabat lo juga." Aditya berusaha menenangkan diriku.

"Sebenarnya gue lagi ada masalah Dit..." ucapku lirih.

"Masalah apa Stell?" tanya Aditya.

"Kalau lo mempunyai pasangan tapi dia lebih mempercayai sahabatnya daripada lo sendiri. Apa yang lo lakukan?" ungkap ku sambil meneteskan air mata. Entah mengapa aku merasa nyaman untuk menceritakan masalahku pada Aditya.

"Ya pasti gue akan kesel lah Stell. Marah dan mungkin merasa tidak dianggap. Dan itu wajar. Tapi memang lo udah ada pacar Stell? Siapa Stell?" tanya Aditya penasaran.

"Udah Dit. Panjang ceritanya Dit. Besok gue akan ceritain. Hatiku kecewa banget sekarang. Dan gue bingung harus apa." ucap ku lirih.

"Sekarang lo tenang dulu Stell. Jangan biarkan masalah itu menguasai pikiran lo. Semua pasti akan berlalu. Yang penting lo jangan nangis lagi ya. Nanti cantiknya luntur loh. Hehehe." ucap Aditya berusaha menghibur diriku.

"Ih Adit.. Apaan sih malah becanda. Hehehe." jawabku sambil tertawa mendengar candanya.

"Nah... gitu dong. Lo cantik kalau senyum loh Stella. Bunga aja kalah cantiknya ama lo." gombal Aditya.

"Yeay! Dasar Adit si tukang gombal.
Udah ah.. hehehe." jawabku tertawa.

"Yaudah sekarang lo tidur ya Stella. Istirahatlah yang cukup. Good night. See you!" Aditya berusaha tetap menyemangati diriku.

"Thanks ya Dit. Lo udah baik banget ama gue. Good night Dit." jawabku.

"Sama-sama Stella. Gue akan selalu ada buat lo. Bye!" ucapnya dengan hangat.

AURISTELLA SOULMATE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang