CHAPTER 22

95 12 22
                                    

Sebelum baca part ini tolong dengarin lagu diatas.. Dimana hati Stella sedih karena Surya Tak mempercayai dirinya.
Hatinya sedih dan kecewa saat Surya lebih mempercayai Sara..
Hatinya merasa Surya tak tulus mencintai dirnya karena sebuah kesalahpahaman🤧🤧

"Baby.. tapi tadi aku sempat berpikir peneror itu adalah Alexander. Namun aku keliru. Kira-kira siapa ya?" tanyaku sambil menatap Surya yang sedang menyetir.

"Benarkah? Kenapa kamu bilang begitu sayang?" tanya dirinya padaku.

"Tadi peneror itu mengirim aku sebuah pesan lagi. Dia menyuruhku untuk menjauhi dirimu. Kalau tidak dia akan menyebarkan kalau kita sedang kencan saat ini. Sementara Alexander tidak memegang handphone. Jadi mana mungkin itu Alexander. AAAAHHHH!! aku takut sekali baby. Dia semakin meresahkan saja." ungkap ku merengek gelisah sambil mengigit jari jempol ku.

"Sudah lah sayang yang terpenting sekarang adalah dirimu. Jaga keselamatan selalu. Aku khawatir." jawab Surya berusaha mengalihkan rasa gelisah ku.

"Tapi kalau dia benar-benar melakukannya gimana?" tanya ku.

"Aku akan bertanggungjawab atas dirimu sayang. Seujung helai rambutmu pun dia tidak akan pernah bisa dia sentuh. Udah sekarang kamu harus tenang ya. Jangan banyak pikiran." Surya mengelus kepalaku sambil tersenyum.

Akhirnya Surya mengantarku sampai rumah. Kejadian hari ini benar-benar membuat diriku trauma dan tidak mudah percaya dengan orang lain.

*****

Seperti biasa pagi ini aku berjalan dari parkiran menuju kampus. Aku membawa beberapa buku di tanganku.

"BRUKK!!" buku yang di tanganku mendadak jatuh karena di senggol seorang mahasiswa yang berlari terburu-buru.

"Wooii! Kalau jalan lihat-lihat dong!" teriak ku kesal. Lalu aku mengambil beberapa buku yang terjatuh itu. Namun mahasiswa itu tidak mendengarkan ku dan berlari begitu saja.

"Jangan marah-marah Stell. Masih pagi loh. Ini buku lo." sapa Aditya yang sedang berusaha membantuku.

"Eh Adit! Makasih ya." jawabku sambil menerima buku yang di ambil oleh Aditya.

"Sama-sama Stella."

"Habisnya gue kesel Dit tuh orang lari nggak lihat jalan." gerutu ku kesal.

"Hehehe. Kamu kelihatan lucu kalau lagi kesal." Aditya tertawa manis.

"Permisi.." tiba-tiba sapa seorang wanita dari belakang. Dan ternyata itu adalah Sara.

"Yaa!" jawabku spontan agak sedikit kaget dengan kehadiran dirinya.

"Apa kalian melihat Surya. Eh maksud saya dosen yang bernama Surya." tanyanya pada kami.

Aku terdiam dan tak menjawab pertanyaannya. Aku mendadak kesal dengan kehadiran dirinya dan rasa cemburu ku mulai muncul lagi ke permukaaan.

"Mungkin anda bisa bertemu dengan Pak Surya di ruangannya. Nanti lurus aja belok kiri." Jawab Aditya sambil menunjuk lorong di pojok kiri.

"Oh begitu. Baiklah terima kasih." lalu wanita berbaju kuning itu pergi menemui Surya.

Aku sebenarnya tidak suka melihat kehadiran Sara hari ini. Pikiran ku lagi kacau dengan peneror ditambah lagi dengan kehadiran Sara.

"Dit gue duluan ya." ucapku sambil berjalan menuju kelas.

"Stella! besok kita main yuk. Kan kemarin batal." teriaknya dari belakang.

"Iya besok gue kabarin ya Dit!" jawabku singkat sambil berlabalik badan. Tiba-tiba mood ku sedang tidak enak hari ini.

AURISTELLA SOULMATE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang