34.Rumah Sakit

1.5K 110 6
                                    


"Pasien dibawa kesini dalam keadaan tak bernyawa."

☆☆-☆☆

Semua anggota sudah berkumpul di jalan cempaka, satu sisi sudah ada Langit yang berada paling depan dengan para Backing-nya dan disisi lain sudah ada David dengan ketua Carlos dan Xavier.

"Langit Madaharsa" desis Miller, ketua Carlos.

Miller tersenyum simpul, "Apa kabar? Siap mati gak?" -Tanyanya meremehkan

"Wah nyari mati banget lo Bang, kita tau lo senior belum lagi grup lo yang terkenal itu, bukan berarti lo bisa seenaknya dong! Nantang maut sama David mungkin lo menang tapi kalo nantang maut sama Langit mending kagak usah!" Peringat Eleo yang tak suka

Mendengar hal itu lantas Miller berdecak jijik, "Ngapain gua takut hm? Paluska gak ada apa-apa nya! Lo semua aja bodoh mau jadi anggota Langit!"

"DIEM KAMPRET!"-Teriak Galih yang sudah sangat muak

"Kenapa lo gak suka!?"-Celetuk William yang berada disamping David

Satria berdecih remeh, "Biasanya yang banyak bacot bakal kalah, mending War dulu lah bro baru bacot itu baru gentle" Sindirnya dengan membawa satu buah belati tajam

Mendengar sindiran itu membuat David, Miller, William serta yang lainnya naik pitam akhirnya David berjalan kearah Satria dan menatap tajam anggota terkuat sekaligus inti Paluska.

"Apa?" Tanya Satria tak bergeming

David masih menatapnya tajam lalu mendekati daun telinga Satria, "Lo dan Andrean harus mati gimanapun caranya, anggap ini hari terakhir lo hidup didunia" Bisiknya

Satria hanya tersenyum miring mendengar itu lalu ia juga berbisik pada David, "Be fucking nice, David.Gua ini anggota terkuat Paluska, Gua inti Paluska, gua juga punya Backing yang banyak, jangan ngimpi mau bunuh gua" Cicitnya, memang benar , toh. Langit punya peraturan Senior maupun anggota inti juga harus dilindungi, mereka juga harus memiliki Backing seperti ketuanya

Ya David tahu, ia menatap satu-satu tim B dari Paluska yang diketuai Karel, tim itu adalah Backing Satria

Lalu David mundur dan kembali ke posisi awalnya berada didepan Dexion

"BANG LANGIT!"

Ha?

"Zera?" Langit terkejut melihat kedatangan adiknya,
Zera tak menjawab panggilan itu ia berlari sekencang mungkin dengan mata tajam yang memerah dan baju dengan banyak darah Mata semua orang yang berada disana melotot saat melihat ada begitu banyak darah yang ada di baju adik sang ketua Paluska

Langit memegang kedua pipi Zera dan menatapnya lekat "Apa yang terjadi, Ze?" Zera melepaskan tangan Langit dengan terbata-bata ia menyebut nama Aurora, "A-Aurora " tiba-tiba Zera kembali membisu tak sanggup melanjutkan kalimat tersebut

"Aurora? Aurora kenapa?" Tanya Langit yang mulai tidak enak, Zera masih membisu membuat Langit makin tak sabar

"AURORA KENAPA! BILANG SAMA GUA, BIAR GUA TEBAS KEPALA ORANG YANG UDAH NGAPA-NGAPAIN DIA!"-Teriak Langit mengguncang tubuh Zera

𝙎𝙏𝙍𝙀𝙀𝙏 𝙀𝙈𝙋𝙀𝙍𝙊𝙍 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang