13. Langit.

2.2K 175 12
                                    

Absen sesuai tahun lahirmu ya🖤

Pada siap gak nih untuk vote dan meramaikan kolom komentar?

"We are Pals never false"
-Paluska core forces

☆☆-☆☆

Sekarang waktunya Bell pulang sekolah, sejak tadi Langit berdiri didepan pintu kelas Aurora menunggu gadis itu keluar kelas.

Aurora bingung kenapa Langit berdiri didepan pintu kelasnya dari tadi?, "Ra, mending lo cepetan keluar deh liat noh si Langit udah nungguin lo"-Bisik Lea memperhatikan Langit yang menaruh kedua tangannya didalam saku celana

"Emang dia nungguin gue apa? Nanti gue ke ge'er an aja tau-taunya dia nungguin orang lain kan?"-Jawab Aurora, sebenarnya ia berharap seperti itu

Lea mendengus kesal, "Mending lo temuin dia deh sana cepet keluar!"-Perintah Lea menarik temannya agar berjalan keluar

"iya, iya! Ini mau keluar"-Protes Aurora berjalan gugup keluar kelas

Aurora pura-pura tak tahu, ia berbelok dan terus berjalan tanpa memperhatikan Langit, sangat gugup jika harus menegur cowok itu duluan

"Hei!"-Sapa Langit mengikuti langkahnya

Aurora melihat wajah Langit, "Apa?"-Tanya nya

"Cookies nya tadi enak loh, apa lagi yang bentuk love ada rasa rasa cinta nya gitu"-Goda Langit tersenyum kecil

Aurora mengulum senyumnya, "apaan sih!, udah deh kalo mau ngomong, ngomong aja kenapa kamu berdiri di kelas aku?"-Tanya nya mengalihkan pembicaraan

"Ya gua mau nungguin lo  lah, masa nungguin bu Dewi sih"-Jawabannya, ya bener juga sih

"Oh ya mau pulang bareng gak?"-Ajak Langit menoleh Aurora

"Emang gak ngerepotin nih?"

"Ya enggak lah"-Jawabnya meyakinkan, Aurora mengangguk mengiyakan

"by the way, aku mau ngajak kamu kerumah aku mau gak?"

"Emang boleh?"

Langit mengangguk, "Boleh dong, masa gak boleh"

"Okey, kita kerumah kamu"-Jawab Aurora tersenyum menoleh Langit

Langit tersenyum merangkul Aurora, "Gini dong sekali kali kalo nurut kan enak"-Godanya lagi menaik turunkan alisnya membuat Aurora kesal, sungguh aneh bukan? Langit yang mendapatkan julukan cowok pencabut nyawa bisa sebaik ini?

Diperjalanan Langit dan Aurora tidak membuka pembicaraan sama sekali, mereka sedang dalam pikiran mereka masing masing.

"Nanti gue ketemu ortu Langit gimana ya? mereka nerima gue gak?"-Tanya Aurora cemas dalam hati.

Langit memberhentikan motornya di depan gerbang rumah berwarna putih emas, Aurora melongo melihat rumah itu, apa benar rumah sebesar itu milik Langit?

𝙎𝙏𝙍𝙀𝙀𝙏 𝙀𝙈𝙋𝙀𝙍𝙊𝙍 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang