35.Pencarian darah

1.3K 101 7
                                    

Read to the end please.

"Langit akan menurunkan hujannya jika Aurora telah hilang dari pandangannya."
-Langit Madaharsa

☆☆-☆☆

WAITSTON HOSPITAL.

Langit keluar ruangan, ia melihat ada inti Paluska baik angkatan ketiga maupun empat disana, ia juga melihat Zera serta ketiga teman Aurora yang sedang menangis melihat keadaan Aurora dari balik pintu ruang ICU.

"Siapa lagi yang mau jadi tempat curhat gue, Ra?. Siapa lagi yang mau begadang sama gue selain lo, Ra? maafin gue karena nolak ajakan lo, Ra."-Tanya Hana parau menatap sahabat yang ia kenal sejak kecil

"Bangun, Ra. Gue mohon jangan sekarang, perjalanan kita masih panjang, lo lupa sama janji lo? Katanya kita mau sukses bareng-bareng, Ra. Wake up Please"-Timpal Lea dengan air mata yang masih mengalir, tak kuasa menatap Aurora yang penuh dengan darah

Zera menghampiri sang ketua Paluska, "Apa kata dokter Bang?"-Tanya nya

Langit tak bisa menatap sang adik yang sedang berharap padanya, "Gua gak tau, Ze. dokter bilang Aurora butuh empat kantong darah AB negatif, sedangkan darah AB negatif itu darah langkah, mustahil gua bisa nemuin darah itu, apalagi kalo belum dapet dokter gak bisa bertindak lebih jauh"-Jelasnya lesu

zera lemas seketika, bagaimana tidak? Ia adalah saksi mata penembakan Aurora, ia bisa melihat betapa sakitnya Aurora menahan peluru yang ada pada dadanya

"Kak Aurora gak boleh pergi sekarang bang, gue yakin lo dan kita semua masih butuh sama dia" Jelas Zera  Langit langsung berjalan ketempat perkumpulan Paluska yang sedang duduk tak jauh dari sana.

Semuanya serentak berdiri saat Langit datang, "Gimana? Apa kata dokter?"-Tanya Galih cepat

Langit menghembuskan nafas berat, "Lo semua cariin darah AB negatif di setiap rumah sakit sekarang juga, jam empat subuh harus ada, karena batas waktu Aurora gak bertahan lama."-Perintahnya tanpa menjawab pertanyaan Galih

Karel mengernyit ia tahu darah itu sangatlah langkah apa mungkin darah itu akan didapatkan dalam waktu yang singkat?, "Bang, darah itu langkah banget, tolong bang kasih waktu lebih lama lagi"-Pintanya

"Gak bisa Rel, Aurora butuh sekarang kalo lo gak mau yaudah gak usah"-Sentak Langit

"Tapi bang-"

"Emosinya lagi gak bisa dikontrol, Rel. Udah ikutin aja"-Ujar Andrean menahan Karel agar tidak berkata lebih banyak lagi

"Kalo gitu gua sama yang lain pamit"-Sambungnya

Saat semua pergi ia melihat Zayyan yang tengah melamun, dengan cepat ia menghampiri juniornya

"Kenapa Zay? Ada masalah?"

Cepat-cepat Zayyan menggeleng keras

"Ta-"

"Gua pamit bang"-Potongnya lalu bergegas pergi membuat Langit cengo, "Aneh"-Desisnya "Aku ikut!" Teriak Zera berlari menyusul Zayyan

𝙎𝙏𝙍𝙀𝙀𝙏 𝙀𝙈𝙋𝙀𝙍𝙊𝙍 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang