2. Tragedi Kantin

5.3K 349 23
                                    

Apa kabar semuaaaa!?

Udah siap vote dan meramaikan kolom komen belom!?

Oke, let's go!

"Kebohongan akan terus berjalan jika yang Kejujuran selalu diam."-Edo Mahatama.

☆☆-☆☆

Pikiran Aurora sekarang sedang tidak menentu, ia benar-benar tidak fokus belajar hari ini bahkan bu Dewi pun memarahinya

"HEY! Aurora!"-Panggil Bu Dewi dengan nada suara yang cukup tinggi

"hah? Oh i-iya ada apa bu"- Tanya nya ia tersadar dari lamunannya

"Ada apa, ada apa! Kamu tidak memperhatikan saya!?"

"Berdiri kamu!"

"iya bu"

Dengan malas Aurora berdiri, jangan ditanya malu atau enggak, ya pasti malu lah! Muka nya aja udah kayak kepiting rebus sekarang!

"Kenapa kamu melamun?"-Tanya Bu Dewi penasaran, pasalnya Aurora termasuk orang yang rajin dari zaman jahiliah, eh Punten ralat, maksudnya Zaman Aurora masih kelas sepuluh

"Say-"

"Aurora lagi sakit bu! Dia tadi cerita sama saya"-Sela Lea memotong ucapan Aurora

"Apa benar itu Aurora?" Tanya Bu dewi memastikan

"Iya bu, kepala saya pusing banget saya kurang tidur gara-gara belajar terus bu"-Alibinya

"Yasudah kalo gitu, sebentar lagi akan istirahat saya mau ke Ruang guru"-Pamit bu Dewi ia pergi meninggalkan kelas itu

Aurora bernapas lega "Akhirnya tuh guru killer percaya sama gue" ia kembali duduk, Lea memperhatikan temannya sedari tadi, Aurora tampak lebih diam dari biasanya.

"lo kenapa, Ra?"-Bisik Lea disebelah Aurora

"Gue gak kenapa-napa Le"

"Serius?"

"Yes, keep calm dude." Aurora tersenyum mencoba meyakinkan Sahabatnya

Bruk!

Hana menggebrak meja Aurora dan Lea

"SETAN!"-Teriak mereka kompak

"Ih Hana!, suka banget sih ngagetin orang, bikin orang jantungan aja!"-Omel Lea

Hana tersenyum lebar "hehe habisnya sih lo bedua gue panggilin dari tadi kagak jawab-jawab, mau kekantin gak nih? Laper tahu!"-Adu nya memegang perutnya

"Emang udah istirahat Han?"-Tanya Aurora melirik jam tangannya

"Udah dari lima menit yang lalu Aurora Mahabarata, ish lo bedua pada budek ya?, sampe gak kedengeran suara lonceng segede itu!?"

"Enggak"-Jawab keduanya kompak menggeleng kepala, Hana mengusap dadanya sembari ber istighfar

"astaghfirullah Sabar Han, sabar ternyata bukan cuma lo yang budek, kedua temen lo juga budek kok"-Ucapnya dalam Hati

𝙎𝙏𝙍𝙀𝙀𝙏 𝙀𝙈𝙋𝙀𝙍𝙊𝙍 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang