1.Sejarah terbentuk

6.7K 406 26
                                    

PALUSKA satu kata beribu ribu makna-Langit Madaharsa

☆☆-☆☆

Hari ini semua orang yang berasal dari berbagai SMA Jakarta Selatan berangsur-angsur datang ke markas utama Paluska , hari ini Langit memutuskan untuk meng rekrut anggota baru cikal-bakal Paluska angkatan keempat

Kemarin ia dan seluruh anggotanya membagikan surat disemua sekolah SMA Jakarta Selatan, Bisa lihat di gambar atas isi dari surat tersebut.

"Gue gak nyangka bakal sebanyak ini yang datang demi jadi bagian dari kita"-Ujar Andrean tersenyum samar melihat dari jendela atas banyak sekali laki-laki dari SMA lain berbondong bondong datang ke markas Paluska

"Gue inget banget jatuh bangunnya Paluska angkatan pertama dulu, dihina, dicampakkan, dibully, sampai sampai gue maling duit bokap gue sampe dipukulin demi beli gedung markas ini"-Jelas Edo, serius mode on

"sa-sama hiks g-gue ju-juga hiks"-Ujar Galih pura-pura menangis

Pletak

Satu toyoran berhasil mendarat di kepala Galih.

"Jijik gue Gal"-Cibir Andrean

"Ngerusak suasana banget lu Malih"-Timpal Edo, mereka biasa memanggil Galih dengan nama Malih

"Ya, kan gue terhura gitu inget masa-masa kepemimpinan gue disini"

"Gak salah denger gue?, sejak kapan lo mimpin Paluska?, yang ada ogah gue gabung Paluska"

"Ya pernah lah"

"Kapan?"

"Kapan?"

"Kapan?"

"Dalam mimpi gue"-Jawab Galih enteng

Pletak
Pletak
Pletak

Tiga toyoran LAGI berhasil mengenai kepala Galih lagi dari ketiga temannya

"EH SETAN, toyorable banget kayaknya kepala gue ya sakit anjir!"-Protes Galih memegangi kepalanya

"Bacot!"-Jawab ketiganya kompak

"Tolongin Galih makkk"-Teriak Galih memanggil ibunya

Tok
Tok
Tok

Terdengar suara ketukan pintu dari balik pintu ruang inti Paluska, Langit masuk tanpa disuruh

"Kenapa Lang?"

"Gue kayaknya kesusahan kalo harus ngetes satu-satu sebanyak ini, gue butuh lo semua temenin gue nge rekrut anggota baru"

"Emang banyak banget, Lang?"-Tanya Andrean penasaran

"Banget, ada dua ratusan kali"

"Gila, yaudah."

Mereka menuruni anak tangga, Satria, Andrean, dan Langit mempersiapkan kertas dan pena sedangkan Edo dan Galih berjaga-jaga didepan pojok pintu Markas

𝙎𝙏𝙍𝙀𝙀𝙏 𝙀𝙈𝙋𝙀𝙍𝙊𝙍 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang