13 - Go! Go! Nandira

5.8K 1.1K 212
                                    

Nandira berdiri di dalam lift sambil melipat tangannya di depan dada. Dia sebenarnya malu bertemu dengan teman - temannya di dining hall pagi ini, tapi ia tidak mungkin menghindari mereka terus - terus -an. Cepat atau lambat, dirinya harus bertemu dan berkumpul kembali dengan teman - temannya itu. Jadi, ia memutuskan untuk bertemu dengan mereka secepatnya daripada keadaan makin awkward nantinya meskipun itu berarti dirinya harus bersedia ditanya banyak hal oleh teman - temannya ini. 

Lift kali ini agak sepi. Hanya ada dirinya dan satu adik tingkatnya yang sedang mendengarkan music dengan airpodnya. Tapi kemudian saat lift naik, beberapa petugas laundry dan kebersihan ikut masuk yang membuat Dira dan gadis di sampingnya agak berdempetan di area belakang. 

"Maaf ya kak. Lift khusus pekerja sedang diperbaiki" ucap salah satu petugas laundry.

"nggak papa bu. kita juga udah mau keluar" Dira menjawab ramah. Merasa menggunakan kata 'kita', Dira menoleh pada gadis yang lumayan mempunyai postur tinggi in, "eh, bener kan lo juga mau turun di dining hall?"

Karena diajak bicara dadakan, gadis yang terlihat berwajah dingin itu melepas airpodnya sebelah kanan dengan cepat. "oh iya kak." ucapnya dengan tersenyum kikuk. Jauh dari kesan jutek yang nandira liat tadi.

Dira tersenyum. "Oke. by the way, ikat rambut kamu bagus"

Gadis itu segera memegang kuncir rambutnya dan tersenyum sumringah. "special kak."

Nayla mengangguk paham. "from someone you love, right?"

Gadis itu mengangguk masih dengan senyum manis. 

Bertepatan dengan lift Nandira yang terbuka, lift di ujung ruangan juga terbuka menampilkan Dahendra, Artajuna, Luca, Angkasa, Winar dan Gio yang sudah rapi dengan baju kuliah mereka. Semuanya melambaikan tangannya menyambut Dira dengan senyum ramah, minus Gio yang berjalan tidak mengabaikan Nandira. Gadi sini sempat bertemu tatap dengan Gio tapi gadis ini segera memutus tatap mata keduanya dan memilih berjalan masuk ke area dining hall.

"Duluan ya kak" adik tingkatnya berkata sopan.

"oh iya"

Setelah berpisah dengan adik angkatannya yang Nandira lupa namanya itu, gadis ini merasa pundaknya mendadak berat saat sebuah lengan melingkar di pundaknya santai. "Good morning, princess" Luca menyapa Dira dari sisi samping. 

"berat, luc" alih - alih menjawab pertanyaan luca, Dira justru menggumamkan protes.

"tau lo. lupa kalo badan lo segede gaban?" Hendra berkata sinis sambil menyingkirkan tangan besar milik Luca untuk lepas dari pundak Dira. 

"Gue pengennya meluk biar anget tapi nanti pasti lo nggak mau" ceplos Luca yang membuat Dira mengerutkan keningnya dan segera menoyor kepala luca--yang juga diikuti oleh Artajuna dan Dahendra.

"Jangan kebanyakan nonton bokep. Jadi error otak lo" Dira berkata nyinyir.

Alih - Alih protes, Luca justru tersenyum sumringah memamerkan gigi putihnya. "Gemes bangeet" Luca berkata setengah gemas sambil mengusap rambut Nandira lembut.

Tanpa diduga, laki - laki itu kemudian mendapat usapan rambut yang kasar dari Dahendra dan Artajuna--menirukan adegan Luca pada Nandira. "gemees bangeeet" Juna menirukan ucapan luca pada Nandira dengan suara yang dibuat melengking menyebalkan. 

"rambut gue rusak bangsat" Luca mengumpat sambil menghadiahi pitingan leher pada Dahendra dan Artajuna secara bersamaan. Sementara Dira melihat adegan di sampingnya dengan gelengan kepala dan senyum kecil. 

Sesampainya mereka di area makan, Dira memilih berjalan ke area bubur dan cereal--sarapan favoritnya. Di belakangnya ada Gio yang juga sudah siap dengan nampan dan mangkuknya untuk mengambil sarapannya. Dira sempat salah tingkah saat menyadari hanya mereka yang berada di area ini. walaupun ia sudah berusaha mati - matian untuk tidak memikirkan kejadian kemarin tapi memikirkan Gio yang lagi - lagi berusaha untuk baik pada dirinya, mau tidak mau membuat dada Dira berat.

The NeozardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang