"Lang, gue pergi bentar." Awan berkata sambil menepuk Langit yang masih memakan siomaynya.
"Pacaran ya lo?" Tanya Langit menyelidik pada saudara kembarnya yang terlihat berbinar bahagia setelah menerima pesan dari seseorang di handphonenya.
"Nggak bangsat. Pelangi mau ngembaliin jaket."
"Sama aja, bangke."
"Bodo amat." jawab Awan asal sambil berlalu.
Saat Awan meninggalkan bangku di samping Langit, laki - laki ini baru menyadari bahwa kakaknya juga tidak ada di radarnya. Hal itu membuat Langit mendengus kecil. "Pacaran aja semuanyaaaa" batin Langit sambil memilih keluar dari Aula untuk duduk di sekitar taman yang lebih sepi.
Entah ada apa dengan siang hari ini, saat Langit berbelok di ujung taman, seseorang menabrak tubuhnya dengan lumayan keras yang kemudian diikuti sebuah handphone terlempar dan jatuh dengan malang di kubangan air.
Baru saja Langit akan mengumpat, ekor matanya melihat seorang gadis yang juga ikut terjatuh dengan mengaduh pelan. Langit juga tadi sempat limbung tapi tidak sampai terjatuh seperti gadis di depannya sekarang.
Langit seperti mengenali gadis di depannya ini karena tadi saat Kak Nandira terlihat mengobrol dengan beberapa teman Kak Cantika, ada gadis ini di sana.
"HANDPHONE GUE!" Pekik gadis itu keras sambil memungut handphonenya dengan cepat.
Hal itu membuat Langit mengerutkan keningnya karena gadis itu terlihat lebih mementingkan handphonenya ketimbang baju yang ia kenakan yang sekarang kotor karena percikan kubangan air.
Merasa tidak enak, Langit mengulurkan tangannya untuk membantu gadis itu bangun tapi yang ia dapat justru tatapan mematikan dari gadis di depannya yang sekarang sudah bangun sendiri tanpa melepas tatap matanya pada Langit.
"Kenapa sih jalan nggak pake mata?!" gadis di depan Langit berkata nyolot yang membuat laki-laki itu urung untuk iba.
"Lo yang nabrak gue. Bukan sebaliknya." Langit berkata tidak kalah nyolot.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Neozard
قصص عامةKehidupan para mahasiswa yang tinggal di asrama Neozard dengan segala macam cerita dibalik kesempurnaan yang tercipta di depan mata. "Everyone has their own war; the painful one, the struggling one, the damaged one, the regretful one and the incurab...