Awan sedang berada di kantin FEB sore ini. Dia baru saja selesai dengan kuliah 4 jam non-stop seharian ini. Harusnya ia bersama dengan Langit sore ini karena saudara kembarnya itu berjanji menemani dirinya untuk mampir ke salah satu toko Alat tulis tapi seperti yang sudah Awan prediksi, Langit dengan seenaknya pulang terlebih dahulu dengan alasan lupa. Padahal Awan tau, saudara kembarnya itu sebenarnya malas harus menunggu Awan selesai dengan kelasnya.
Awan bisa saja segera pulang tapi hujan dari tadi mengguyur dan Awan terlalu malas untuk berlari menuju parkiran. Tapi beberapa menit lalu kakaknya tiba - tiba meminta untuk dijemput di kost - kost an temannya. Mau tidak mau, Awan harus menjemput karena mobil yang ia bawa sekarang adalah mobil kakak kandungnya itu. Mobil Awan sendiri sedang masuk bengkel kemarin.
"Sorry. Ini..Kunci mobil lo ketinggalan" Seseorang mengulurkan kunci mobil Tesla di depan Awan yang sedang berdiri di pintu keluar kantin.
Awan yang melihat itu segera merogoh kantong celana jeansnya untuk memastikan bahwa itu kunci mobilnya dan benar, tidak ada kunci mobilnya disana. Dengan senyum sopan, Awan menerima kunci mobilnya dan berterimakasih pada gadis di sampingnya. "Thank you tapi ketinggalan dimana tadi?"
"Di bangku depan E105"
Awan membuka mulutnya kecil--tanda ingat bahwa Ia memang duduk disana sambil bermain handphone tadi. "makasih ya"
"No problem" gadis itu tersenyum manis---dan cantik.
Tapi saat gadis itu akan berjalan masuk ke kantin, Awan melihat sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat. Dengan cepat Awan mengejar gadis itu dan memotong jalan yang membuat gadis berambut panjang hitam itu sedikit kaget. "Ke..kenapa?"
Awan terlihat menggigit bibirnya kecil. Bingung harus mengatakan apa. Tapi kemudian ia melihat di belakang gadis itu terdapat banyak gerombolan mahasiswa yang sepertinya juga akan masuk ke kantin.
"Bentar" Awan berkata dan melepas jaketnya cepat. "Cepetan pake" awan memberikan jaketnya yang makin membuat gadis di depannya memerah bingung.
"Gu..Gue nggak dingin"
"Bukan dipake di badan tapi di pinggang lo"
".... hah?"
Awan berdecak dan dengan cepat melingkarkan jaketnya pada pinggang gadis di depannya. "sorry" Awan berkata sopan saat mengikat lengan jaketnya di perut gadis itu.
Detik saat Awan melakukan hal itu, gadis di depannya menyadari apa yang Awan lakukan.
"Gue... tembus ya?!" si gadis berkata panik dan malu yang anehnya membuat Awan tersenyum kecil melihat kepanikan yang telat disadari gadis di depannya sekarang.
"Iya. It is visible karen lo pake jeans putih sekarang"
Gadis di depannya dengan cepat menutup wajahnya dengan totebagnya. "Aaaaa malu banget"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Neozard
General FictionKehidupan para mahasiswa yang tinggal di asrama Neozard dengan segala macam cerita dibalik kesempurnaan yang tercipta di depan mata. "Everyone has their own war; the painful one, the struggling one, the damaged one, the regretful one and the incurab...