9 - Her Smile

6.4K 1.1K 501
                                        

Nandira menghabiskan waktu di depan notebooknya sambil menyeruput coklat panas yang Altheza bawakan padanya tadi. Gadis ini sekarang duduk di cozy room bersama dengan beberapa penghuni asrama lain yang memilih menghabiskan waktu di cozy room alih – alih di kamar mereka pada jam 7 malam ini karena satu dan lain hal. Biasanya penghuni Neozard lebih memilih duduk di sini karena disini mereka bisa duduk di luar sambil menikmati angin malam dari lantai 11 ini atau mereka bisa merokok di area smoking room sambil mengobrol santai dengan yang lain karena peraturan dorm tidak memperbolehkan mereka merokok di dalam kamar. Beberapa lainnya mempunyai alasan seperti Nandira yang ingin mengerjakan tugas dengan memakan makanan kecil karena jika mereka harus ke perpustakaan, mereka hanya boleh mengerjakan tugas tanpa boleh makan dan jika mereka mengerjakan di kamar, mereka akan dengan mudah tertidur karena magnet kasur empuk yang terlalu kuat. 

"Si bego, ngapain lo kesitu" Tristan mengumpat dengan mata yang tertuju pada handphonenya.

"Lo juga ngapain naik mobil nggak ngasih tau gue" dibalas oleh Luca yang duduk di sampingnya. 

Dira mendengar teman – temannya yang lain bermain game di handphone mereka masing – masing sambil sesekali mengumpat. Suasana yang sudah biasa ia lihat. Teman - temannya ini memang selalu menanyakan agenda Dira dan sering membuntuti Dira kemanapun Dira pergi. Seperti sekarang, Dira hanya mengatakan dirinya akan mengerjakan tugas di Cozy room dan sebagian teman - teman grup martabak special pakai telornya ini dengan suka rela menemani Dira mengerjakan tugas sejak sore tadi. 

Setelah dua jam lebih berjibaku dengan tugasnya, Dira memilih meluruskan kakinya dan duduk di karpet bawah karena ia sedari tadi ia duduk memangku laptopnya di sofa.

"Sini senderan kaki gue" Dira mendengar Kayzvan memberikan penawaran yang lumayan membuat Dira tertarik sebelum Altheza tiba – tiba ikut duduk di karpet bawah sambil menepuk pundaknya pelan. "Senderan di pundak gue. Kaki dia bau. Belum ganti celana dari kemarin" cemooh Altheza pada Kayzvan yang duduk di sebelah kiri Dira yang membuat Kayzvan jelas bersungut kesal.

"Lo pikir gucci ngeluarin celana item kaya gini satu piece doang?! Gue punya banyak" Kay ngotot.

"Sombong" ceplos Dira yang membuat Kayzvan akhirnya mengusak rambut Dira hingga gadis itu protes.

Tapi belum sempat Dira membalaskan dendam, Altheza sudah lebih dulu memiting tangan Kayzvan dan menggelitiki laki – laki itu hingga Kayzvan meminta pengampunan.

Dira tertawa lepas sambil ikut menendang Kayzvan dan meminta perlindungan pada Altheza yang setengah memeluk Dira yang sekarang merangkul lengan Altheza kuat saat Kayzvan berniat mengusili Nandira kembali.

Ketiganya akhirnya melakukan gencetan senjata dan memilih duduk setelah kelelahan karena tertawa dan bertengkar.

"ckckckck" terdengar suara decak panjang dari arah sofa depan yang membuat Altheza, Dira dan Kayzvan menengok bersamaan.

Tristan sudah tidak bermain bersama teman – temannya lagi dan sekarang sedang melipat tangannya ke depan sambil memperhatikan Dira dan kedua sepupunya. "Gue kalo nggak tau lo bertiga saudara sepupu, pasti gue berpikir lo bertiga sedang terjebak cinta segitiga"

"Najis" Dira dan Kayzvan mengumpat bersamaan sementara Altheza hanya tersenyum tipis.

"Lo harusnya gini juga sama Winar" Dira berkata sambil mengangkat dahunya menunjuk Winar yang sedang bermain pspnya bersama dengan Angkasa.

"Amit – amit" Ceplos Winar yang membuat Dira tertawa terbahak karena teman seangkatannya itu terkenal pendiam dan kalem. Agak kontras dengan Tristan yang pecicilan dan ceplas – ceplos walaupun keduanya punya nama belakang yang sama.

The NeozardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang