10 - Taro Latte

5.8K 1.1K 317
                                        

Rombongan adik -adik panti sampai di sebuah mall besar yang digadang - gadang terbesar se-asia dimana pemilik mall ini juga ada di antara rombongan sekarang. 

"Welcome to Adelard World" 

Tristan menggumamkan papan emas yang ada di depan pintu masuk sebelah utara. Dira yang sekarang sedang berdiri mencari dompet di sling bagnya, tiba - tiba disentuh lengannya oleh Tristan hanya untuk menunjuk ke arah Joan sedang berdiri bersama dengan Altheza dan Taksa.

"Kalo Joan sama lo satu agama, lo bakalan nerima Joan pas dulu dia nembak lo?" tanya Tristan tiba - tiba yang membuat Dira memberengut bingung.

"all of sudden?"

"Nggak. Gue penasaran aja. Adelard sama Rafiqy kan cocok"

Dira terkekeh. "cocok apanya? strata kekayaannya?"

Tristan mengangguk sementara Dira menggeleng sambil mendengus kecil. "memaksakan sesuatu yang udah beda buat jadi satu itu susah, Tan. Apalagi urusannya sama kepercayaan yang nggak bisa gue anggap enteng. Meskipun gue yakin bokap nyokap gue nggak akan mempermasalahkan tapi hati kecil gue bermasalah."

"Kalo casenya lo naksir banget sama Joan, lo bakalan bilang gini nggak?"

"Makanya gue nggak naksir Kak Jo kan? karena gue nggak mau membuat diri gue sendiri bimbang" Jawab Dira dengan senyum kecil. 

Tristan mengangguk mengerti. "Berarti dari 22 orang, 5 orang gugur ya?"

Dira tertawa. "Bahasa lo bikin geli. Kaya semua orang naksir gue".

Dira berlalu dengan mata Tristan yang mengikuti Dira. Adik angkatannya ini benar - benar membangun dinding pertahanan super tinggi dengan pagar pembatas berduri yang bukan saja melukai orang berusaha untuk memanjat dinding tersebut, tapi juga untuk dirinya sendiri. Tristan tau, Nandira tidak sebodoh itu untuk tidak tau siapa yang mendekati dirinya, tapi gadis itu memang memilih berdiri sendiri. Tidak terikat. Mengabaikan perasaan orang lain dan dirinya sendiri. 


Entah karena apa. 


Masing - masing anak special neoz berjalan bersama satu dua anak panti asuhan. Mereka menemani anak - anak untuk berbelanja apapun yang mereka mau. Nandira bahkan mengatakan bahwa tidak ada  limit untuk berbelanja. Anak - anak dan pengurus panti asuhan diperbolehkan berbelanja apa yang mereka butuhkan. 

Dira sempat melihat beberapa anak terlihat ragu saat melihat harga label baju atau jaket yang mereka mau. Karena Dira tidak bisa mengandle semuanya sendiri, Nandira mengirimkan pesan ke special neoz agar mereka memastikan anak - anak memilih apa yang mereka mau tanpa melihat harga. 


Dira melihat teman  - temannya membuka handphone mereka dan tersenyum kecil kemudian kembali berkomunikasi dengan ramah pada anak -anak panti. Dira memilih berkeliling dengan santai sambil memperhatikan teman - temannya yang sudah terlihat akrab dengan masing - masing anak panti termasuk Gio yang sekarang berdiri di sebelah salah satu anak panti laki - laki yang terlihat sama dinginnya seperti Gio.

Nama adik laki - laki yang berumur 7 tahun itu adalah Guna. Salah satu anak yang susah sekali didekati. Tapi herannya, sekarang Gio bisa mengobrol santai dengan Guna meskipun aura canggung masih terlihat. 

Menyadari dirinya terlalu memperhatikan Gio, Nandira memilih pergi dan menuju para pengurus panti. Membantu mereka memilihkan baju untuk para balita yang masih kecil. 

Satu setengah jam berlalu. Nandira sudah berdiri di depan kasir dengan semua belanjaan anak - anak panti yang dipegang sendiri oleh mereka. Nandira bisa melihat raut wajah bahagia dari semua adik - adik kecil disini dan itu membuat Dira lebih bahagia. 

The NeozardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang