Kehidupan para mahasiswa yang tinggal di asrama Neozard dengan segala macam cerita dibalik kesempurnaan yang tercipta di depan mata.
"Everyone has their own war; the painful one, the struggling one, the damaged one, the regretful one and the incurab...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Selamat malam adik – adik asrama baru. Perkenalkan, saya Gio Evano Galatrada. Saya adalah perwakilan dari neo angkatan 5 yang akan memberikan sedikit pembukaan tentang lingkungan di asrama kita." Ucap Gio yang sekarang berada diatas panggung dan cukup sukses menarik perhatian karena sekarang, tidak ada satupun yang tidak menatap ke arah panggung.
Kalau kata winar, this is Gio's effect. Sebagai sahabat, Winar sangat tau Gio bukan orang yang tidak bisa diajak kerja sama apalagi jika urusan special neos. Dia tau sekali Gio bisa dengan mudah dimintai tolong tapi Winar juga tau kalau Gio bisa membuat para manusia yang berada di depannya sekarang jadi gagal fokus karena alih - alih mendengar Gio berbicara, mereka akan lebih menikmati paras Gio--kecuali Nandira.
Sejujurnya, Dira malas melihat keberadaan Gio di atas panggung tapi Dira sadar, sebagai manusia yang harus menghargai siapapun yang sedang berbicara, Dira berusaha tidak mencari air podnya di tas miliknya hanya untuk menghindari Gio. Akhirnya Gadis itu memilih duduk bersandar dan melipat tangannya di depan dada sambil sesekali melihat ke arah Gio hanya untuk menghargai Gio sebagai perwakilan dari angkatannya.
"Di asrama ini, tidak ada satupun diantara kita yang akan menjadi ratu maupun raja untuk alasan apapun. Kita melakukan semuanya dengan standar yang sama. Silahkan taruh baju kotor kalian di tempat laundry dan pick up sendiri baju bersih kalian juga di tempat laundry. Tidak ada yang akan menjadi bawahan untuk orang lain disini. We serve ourselves like an other human being." Ucap Gio dengan tenang dan tegas disaat yang bersamaan dan itu cukup membuat seisi ruangan tersihir dengan suara dan pesan yang Gio sampaikan.
Untuk beberapa saat, Nandira seperti ikut tersihir tapi ia segera tersadar setelah melihat Gio menatapnya dari jauh.
"Disini tidak diperbolehkan ada pembullyan. Here, your money is useless karena strata harta kita sama. Kalian beli mobil bmw setiap minggu? Yang lain bisa. Kalian membayar lawyer ternama? Yang lainpun bisa. Tapi jangan harap disini kalian bisa melihat orang – orang baik setiap hari." Gio tersenyum miring dan detik berikutnya matanya mengunci mata Dira di satu titik. "Tapi sayangnya, Disini juga banyak orang ngeselin dan nggak ngerti caranya berterimakasih"
Dira menaikkan satu alisnya dan mendengus kecil. "He is talking to me, right?" Dira bermonolog yang diangguki oleh Kay yang duduk di sebelahnya.
"He is indeed talking about you" laki – laki itu berkata sambil menoleh dengan ekspresi menyebalkan pada Dira yang kemudian dihadiahi sebuah tendangan di tulang kering oleh Dira.
"Sakit! Kan yang bikin kesel si Gio, kenapa pelampiasannya ke gue?!" Kayzvan berkata tidak terima sementara yang lain hanya menggeleng melihat tingkah bar-bar Dira.
"Bodo amat!"
Setelahnya gadis itu memilih untuk ijin ke toilet daripada melanjutkan mendengar sindiran Gio.