8 - BBQ Time

5.9K 1.1K 397
                                    


Semuanya berkumpul di angel room pukul 7 malam. Total 23 laki – laki berkumpul di meja panjang yang berada di luar balkon dengan Dira yang didapuk menjadi pembuka acara malam ini.

Gadis itu duduk di antara Altheza dan Kayzvan sambil menggigit bibir bawahnya kikuk. "Umm... udah pada kenal satu sama lain kan? Yaudah" Dira berkata singkat yang membuat Gama tersenyun kecil melihat kakaknya salah tingkah.

"Tumben lo salting. Karena ada berondong kan?" Tristan berkata salty yang membuat Dira melemparkan tatapan sengit pada kakak angkatannya itu.

"Lagian lo semua nggak berprikemanusiaan banget. Udah gue cewek sendiri, masih disuruh ngomong diantara para adam gini." Dira berkata sewot.

"Soalnya kalo yang ngomong cowok, nanti grup ini terlihat seperti geng mafia. Kalo lo yang ngomongkan jadinya nggak kaya geng mafia" Naka menjawab.

"Tapi kaya apa kak?" Afan bertanya usil.

"Kaya sekte pemujaan nandira putri rafiqy lah. Apalagi" Luca menimpali yang membuat Dira mengumpat kasar.


Hal yang membuat Andra – Gama – Rain dan Byan cukup kaget mendengan Nandira mengumpat kasar tapi keempatnya justru tertawa saat Dira menutup mulutnya--lupa kalau disini ada adik-adiknya sekarang.

"Kaget kan lo semua, seorang nandira ngumpat kasar?" Kay mengadu pada adik – adik sepupunya.

"Bacot Kay." Dira membalas ucapan Kayzvan. "Pokoknya kalo Kara ngumpat, itu bukan buat kalian ya" Dira mengoreksi cepat pada adik – adik angkatannya. "Semua umpatan hanya akan tertuju pada laki – laki ini" Dira berkata sambil menunjuk semua laki – laki dari tingkatnya dan kakak tingkatnya yang duduk di sebelah kanan dan kirinya.



Setelah berkenalan singkat, mereka memulai proses masak memasak. Team dibagi menjadi team yang memasak mie instan dan makanan berkuah, kemudian ada team bagian menyiapkan minuman, team hiburan yang kerjaannya bernyanyi dan menyalakan musik dan terakhir team bakar daging.

Nandira berada di team paling sibuk karena semua masakan akan enak di tangan Nandira sehingga gadis itu seakan menjadi kepala chef sekarang. Gadis itu memberi instruksi pada Altheza yang mempunyai tugas di bagian daging. Kemudian dirinya dan Gama berkolaborasi memasak bahan – bahan berbasis soup dan kuah.

"Kok pancinya dua kak?" Langit bertanya penasaran karena Dira memasak basic soup dengan dua panci yang berbeda.

"Sebagian manusia – manusia ini nggak suka pedes. Dan sebagian lainnya nggak bisa makan kalo nggak pedes" Dira menjelaskan tanpa beralih dari panci dan dengan sigap memasukan banyak bumbu.

"Dek. Sini cobain" Dira memanggil adik laki – lakinya dan menyuapkan satu sendok sup ke mulut adiknya. "Gimana? Enak? Kurang garem dikit kayaknya ya?"

Gama mengangguk. Kemudian Dira kembali berkonsentrasi pada masakannya. 


Sebagian makanan hampir matang. Dira sampai harus menguncir rambutnya karena keringat yang mengucur karena kegiatannya memasak dan posisinya yang di kelilingi kompor. Beberapa kali baik gama maupun kay yang bertugas memasak mie instan dan makanan lainnya meminta saran dari Dira soal rasa. Gadis itu juga mengecek bagian daging untuk melihat kematangan daging yang diharapkan. 


Setelah mereasa semuanya terhandle dengan baik, gadis itu juga mendekati kompor Gio yang ternyata sedang memasak spageti. Dira sejujurnya tau bahwa Gio bisa memasak karena taun lalu di event lomba tahunan asrama, Gio menang menjadi juara satu lomba memasak walaupun Dira yakin Gio menang juga karena wajah Gio yang membuat banyak gadis dengan rela memberikan vote untuk Gio. 

The NeozardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang