36 - Nandira and her feeling(s)

1.5K 102 2
                                    

Argi Kalandra sedang berada di ruangannya ketika sang asisten, yang biasa anak-anaknya panggil dengan sebutan om galih, masuk dengan membawa sebuah ipad.

"Kenapa, ga?"

"Tentang keluarga Galatrada, pak." Galih berkata sambil menyerahkan ipad di meja Argi. "Perusahaan Galatrada paling sering berhubungan dengan Perusahaan di bawah naungan Rafiqy dalam sektor real estate, pak."

Argi menghentikan aktifitasnya di depan laptop. Ia menerima 'laporan' Galih dengan kening berkerut. "Berarti proyek terbaru yang rafiqy rencananya akan launching bulan depan itu kemungkinan proyeknya dikelola oleh Galatrada?"

"Betul pak. Galatrada yang menang tender kemarin."

"Udah deal semuanya?"

"Untuk final agreementnya rencananya lusa pak."

"Tunda. Bilang kita mau rapat sekali lagi."

"Baik, Pak. Tapi mungkin ini akan mengejutkan pihak Galatrada dan melihat tempramen Ganan Galatrada, beliau mungkin akan mempertanyakan sikap kita pak."

Argi menyerahkan kembali ipad ke tangan Galih. "Suruh temui saya jika dia marah-marah saat rapat nanti. Bilang saja rapat kali ini, saya akan datang sendiri."

Galih mengangguk patuh. "Baik, pak."

Bagi Argi Kalandra, tidak boleh ada satupun yang boleh merendahkan keluarganya. Meskipun ia tau, istri dan anak sulungnya tidak pernah setuju dengan prinsipnya ini tapi semakin tua, rasa protektif Argi makin tinggi.

Dan saat tau Nandira dekat dengan Gio GALATRADA, Argi mau tidak mau harus memberi tau Galatrada bahwa Nandira adalah putri RAFIQY.

Dan semua yang Argi lakukan hari ini, tanpa sepengetahuan siapapun. Termasuk istri dan anak-anaknya.

This is argi's way to protect his family. all at cost.

***

Nandira terbangun dengan keringat dan nafas yang tersengal. Mimpi buruknya kembali lagi. Kemarin malam, ia membaca menfess kampusnya di salah satu media sosial. Seseorang dengan sengaja mengupload foto Nandira yang beberapa kali ke kampus menggunakan barang branded. Kali ini kolom komentar banyak memperlihatkan komentar yang tidak enak dibaca.

Dan ada salah satu komentar yang akhirnya membuat Nandira malam itu menangis sesak;

"Punya muka cantik. Anak keluarga konglomerat. Semuanya bisa dilakuin. Tapi tetep aja ngerebut cowok orang."

Lagi - lagi Nandira merasa usahanya untuk membaik, gagal total.

Nandira tidak membaca semua komentar yang masuk. Ia pun yakin, menfess itu hanya bertahan dalam hitungan jam karena Joan sudah pasti akan meminta sang admin men-take-down postingan tersebut.

Nandira tidak pernah takut dengan apapun.

tapi

Ia takut ia mengecewakan ayah ibunya. Ia takut nama baik Rafiqy dan Shefareldhine tercoreng karena ulahnya. Dan sebutan "perebut pacar orang" jelas hal yang Nandira takutkan.

Nandira takut. Ia takut semua hal yang berusaha ia lupakan, akan kembali.

Dan benar. Feeling Nandira mengatakan ada badai yang datang mendekat. Terlihat dari grup special neoz pagi ini.

Special neoz

Hendra
ANJING!!!! NGGAK MUNGKIN ITU NANDIRA KAN?

Rain
ada apa kak?

Joan
Diem
bentar

Joan mengeluarkanmu dari grup

Bertepatan dengan ia membaca pesan terakhir dari grup special neoz, tangan Nandira mendadak gemetar saat nama adiknya muncul di layar.

Nalagama is calling...

"assalamualaikum.... kak?"

Mendengar nada suara Gama, somehow membuat Nandira sedikit tenang.

"Waalaikumsalam. Kenapa dek?" Nandira berusaha menjawab dengan tenang. Meskipun sekarang debar jantungnya terlampau tidak karuan.

"Could you do me a favor?" Nalagama bertanya. Masih dengan intonasi yang menenangkan.

Nandira mengangguk. Yang tentu saja sia-sia karena sekarang keduanya tidak melakukan panggilan wajah. Hanya suara.

Anehnya, Nalagama tau kakaknya setuju dengan permintaannya.

"Okay. Aku tau kakak setuju. Pagi ini, do not scroll down your social media. Jangan buka wasap atau imes siapapun. Sekarang kakak mandi, dan sarapan. Kita tunggu di dining room. Karin udah nunggu di depan kamar kakak. Take your time. Ya, kak?"

Lagi - lagi Nandira mengangguk. Meskipun ia tidak bisa menebak badai apa yang ada di depannya, untuk saat ini, ia tidak mau tau. Ia akan mempercayai adiknya.

"Dek... makasih ya." Nandira berkata pelan. Kali ini dengan suara yang terdengar sedikit bergetar.

"I will always trust you. WE will always trust you, kak. Kakak akan selalu punya aku."

Setelahnya sambungan terputus.

cerita selengkapnya ada di:


https://karyakarsa.com/lalasyifaz/neozard-chapter-36-nandiras-rumor

The NeozardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang