25 - N-K//B-N

4.6K 1K 378
                                    

Karin keluar dari kamar mandi hanya untuk menemukan Gama yang sekarang masih di meja belajarnya yang membelakangi pintu kamar mandi. Tanpa ada Nandira di kamar ini.

"Kara mana?" Karin berkata dengan masih berada di depan pintu kamar mandi. 

Gama yang melihat ini seketika menyadari bahwa sofa kecilnya yang ada di ujung ruangan berisi tas kuliah dan jaket yang semalam ia pakai. Dengan cepat dia merapikan dan mempersilahkan Karin untuk duduk. 

"Kara lagi mandi di kamarnya kak Al." Jawab Gama dengan sedikit gugup.

"Oh. Yaudah gue langsung aja ya."

"Rambut lo masih basah." 

Karin memegang rambutnya yang memang sengaja ia shampoo hari ini karena ia belum mencuci rambutnya sejak kemarin. Rasanya kulit kepalanya lengket sejak pagi ini. 

"Nanti gue hair dryer di kamar."

"Gue ada hair dryer. Sambil lo nungguin Kara." Gama menawarkan. 


Jarak keduanya sekarang cukup jauh. Gama duduk di meja belajarnya yang berada di ujung ruangan sedangkan Karin duduk di sofa dekat pintu keluar. Tapi dari jarak sejauh ini, kamar Gama sudah penuh dengan wangi shampoo dan sabun milik Karin yang anehnya, sama persis dengan wangi Nandira. 

"Gue boleh pinjem?" 

Pertanyaan Karin entah mengapa membuat Gama tersenyum. Laki - laki mengambil hair dryer dari bawah bookshelf dan memberikannya pada Karin. 


Sesaat sebelum Karin menerima hair dryer milik Gama, laki - laki itu kembali tersenyum. Kali ini dengan menatap Karin teduh. "Kalo siang ini gue ngajakin lo makan siang bareng, boleh?"


Seperti dugaan Gama, Karin langsung menatap Gama datar. Hal yang membuat Gama terbahak. "As expected from Karin Ralova Rafly." Laki - laki itu berkata sambil kembali ke meja belajarnya. 

"Kenapa emangnya?" Karin bertanya sambil matanya mencari sumber daya untuk menyalakan hair dryer milik Gama ini.

Gama yang melihat hal itu kembali mengambil hair dryer tersebut dan mencolokkan kabelnya di dekat meja belajarnya. 

"Ya karena gue sudah menduga lo bakalan langsung pasang ekspresi kaya tadi." Laki - laki itu berkata sambil menyalakan hair dryer dan kemudian menjauh dari meja belajarnya. Membiarkan Karin duduk di kursi belajarnya sementara Gama menuju lemari bukunya untuk mengambil buku kuliahnya. 


Tidak ada pembicaraan lanjutan. Yang terdengar hanya suara hair dryer dan dering telepon dari arah Karin. Melihat itu Gama berniat keluar tapi ditahan oleh Karin.

"Ini kan kamar lo. Disini aja nggak masalah." ucap Gadis itu sambil menggeser icon hijau di handphonenya.

Gama berakhir dengan memasukan beberapa buku ke backpacknya tanpa berniat untuk menguping. Tapi karena ruangan yang kecil ini, akan sangat tidak mungkin untuk Gama tidak mendengar percakapan Karin dan..


"Iya pih, tumben banget telepon pagi - pagi?" 


Iya. Dengan ayahnya.


Gama tersenyum  membelakangi Karin saat mendengar suara gadis itu yang terdengar sangat ramah, setengah manja dan setengah jutek saat berbicara dengan ayahnya. Lagi - lagi Gama seperti melihat bentuk lain dari kakaknya sendiri. Si galak di luar tapi baik hati di dalam. 

The NeozardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang