19. Dia Alsya

354 33 0
                                    

Happy reading 🧡🧡🦄

Selama di perjalanan, Aksara maupun Sekar sama sama terdiam. Meskipun banyak pertanyaan yang bersarang di kepala gadis itu. Padahal niat Sekar mendatangi Warbun adalah untuk mencari keberadaan bandul angsa miliknya. Namun entah kenapa Aksara secara paksa menarik dirinya dan pergi bersamanya.

Banyak termenung selama diperjalanan membuat Sekar tak sadar bahwa dirinya telah berada di pelataran rumah besar milik Aksara. Empat pilar putih berdiri tegak menjulang tinggi dihadapannya. Dihiasi dengan lampu gantung berwarna putih menambahkan kesan mewah nan elegan bak istana. Sekar segera menggeleng membayangkan rumah ini bagaikan istana. Istana apanya? Dalam nya serem gitu!

"Ngapain lo bawa gue kesini?" Bisik Sekar kepada Aksara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngapain lo bawa gue kesini?" Bisik Sekar kepada Aksara.

"Mama gue mau ketemu lo," jawab Aksara dingin dengan mata lurus ke depan menatap pintu berwarna putih dihadapan keduanya.

Sekar sedikit membelalakkan matanya ketika mengetahui bahwa ia harus kembali masuk kedalam rumah yang menurutnya seram itu. Seram apanya si, Kar? Cantik gini. Buta mata lo? Wkwkw

"Sebenernya gue takut ke rumah lo,"

"Kenapa?"

"Rumah lo itu se..."

Belum selesai Sekar berbicara, pintu lebih dulu terbuka. Membuat gadis itu mau tak mau mengatupkan bibirnya rapat-rapat.

"Alsya" kata Mela yang ditujukan pada Sekar.

"Sini sayang, masuk dulu yuk!" Mela menarik tangan Sekar. Gadis itu sontak menatap kebelakang melihat Aksara yang sedang menunduk sambil menghembuskan nafasnya kasar, lalu tersenyum samar menatap keduanya. Kenapa dengan Aksara?

"Oh iya kamu udah makan sayang?"

"Be-belum Tante,"

"Loh, kok Tante si? Biasanya juga manggil mama. Kamu lupa ya?"

Sekar menatap Aksara yang berdiri disampingnya. Laki-laki itu mengangguk, tapi terlihat pancaran memohon dari kedua bola matanya.

"I-iya mah,"

"Nah gitu dong. Kita makan dulu ya," kata Mela membawa Sekar menuju ke meja makan. Berbagai jenis makanan terhidang disana, mulai dari ayam goreng, ayam kecap, ayam panggang, dan terakhir tumis kangkung beserta minuman dan buah sebagai pelengkap. Dan itu berhasil membuat cacing didalam perut gadis itu membunyikan suara suara keramat yang beruntung hanya Sekar yang mendengarnya. Jika tidak, mau ditaruh dimana wajah cantik gadis itu woi?

SEKARAKSARA (✓) [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang